suara halus mengalun lirih,
tak menjemput siulan yang menderu pada gelombang di udara,
mereka saling bertemu,
tapi tak bertegur sapa,
hanya karena sebuah alasan,
lupa.
lambaian para dedaun yang masih kuat terikat tangkai merapal,
tak sekedar mantra supaya mereka tetap mendapat asupan,
mereka merapal segala mantra,
yang tiba-tiba hilang,
karena lupa,
sekali lagi,
hanya sekedar alasan itu,
yang membuat langit tak lagi marah menjadi petir,
bumi tak lagi menghamburkan gempa,
dan angin diam, bergerak dengan tenang memberi kehidupan.
ya,
lupa..
sampai sajak inipun dilupakan oleh lupa dunia.
tak menjemput siulan yang menderu pada gelombang di udara,
mereka saling bertemu,
tapi tak bertegur sapa,
hanya karena sebuah alasan,
lupa.
lambaian para dedaun yang masih kuat terikat tangkai merapal,
tak sekedar mantra supaya mereka tetap mendapat asupan,
mereka merapal segala mantra,
yang tiba-tiba hilang,
karena lupa,
sekali lagi,
hanya sekedar alasan itu,
yang membuat langit tak lagi marah menjadi petir,
bumi tak lagi menghamburkan gempa,
dan angin diam, bergerak dengan tenang memberi kehidupan.
ya,
lupa..
sampai sajak inipun dilupakan oleh lupa dunia.
Comments
Post a Comment