Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2012

Rapuh

Purnama di bulan Ramandhan sudah begitu dekat, tinggal menunggu beberapa malam lagi untuk melihatnya. angin beredisi pelan diluar, sisa-sisa rintik hujan masih menyisakan bau tanah yang lama tak terkena angin. Aku masih tertegun menghadapi semua yang ada di depanku. Setengah perjalanan sudah hampir aku lewati, dan aku masih tetap sama seperti ini. Bayang-bayang masa lalu datang lagi bagai segerombolan gagak yang diundang oleh bau busuk bangkai, mereka terbang cepat sambil berteriak-teriak, sungguh teriakan yang memekakkan telinga. Begitu juga dengan masa lalu yang suaranya masih terngiang-ngiang memekakkan hati. Tepat satu tahun yang lalu aku berjanji ingin merubah gaya belajarku, dan sekarang masih sama, hanya sedikit kemajuan dan itupun jauh dari target sebenarnya. sekarang semuanya ada di persimpangan jalan, kemana ingin melangkah disana terlihatlah gelap. Ah, entahlah.. Apakah benar aku ini seperti bangkai yang siap dicabik-cabik oleh segerombolan gagk dari masa lalu itu? Serapu

Krisis

wahai kau, pemuda yang bertubuh tambun, kemana kau akan melangkah? mecari ibumu kah? atau berbalik arah mecari ayahmu? asal kau tahu, wahai pemuda yang bertubuh tambun, di utara ibumu telah menjual dirinya untuk sekolahmu ia rela merobek bajunya untuk biaya makanmu ia rela mempertontonkan gemulai tubuhnya untuk membuat kau tetap bernafas asal kau tahu juga, ayahmu telah menjual tanahnya untuk buku-buku yang kau beli ayahmu telah merampok untuk membuncitkan perutmu ayahmu telah memenuhi nafsu para biadab untuk tertawamu wahai kau pemuda bertubuh tambun, kenapa kau berhenti? apakah kau malu dengan kedua orang tuamu? apa pedulimu? kau hanya bisa makan dan tertawa serta menjajakan seluruh uangmu untuk gemerlap dunia. kenapa? kenapa sekarang kau tertunduk? kau marah? kau ingin menghajarku? hajarlah! tapi coba kau pikirkan dalam otak tumpulmu itu, siapa yang patut disalahkan atas semua ini.

Tak Ada Lagi

masih seperti di lembah-lembah, banyak tulang-tulang terbengkalai menekan keberanian seperti tak ada guna aku menjerit semua suara memantul lagi memekakan telinga tinggal menunggu rapuh, dan menjadi belulang yang sama..

Berbicara dengan Tuhan #11

aku ambil tangkup demi tangkup air wudhu, lalu aku basuhkan pada mukaku hingga kakiku aku dirikan shalat, secepat yang aku dapat, entah sebagai bentuk kehambaanku terhadap-Mu, atau hanya memenuhi kewajibanku lalu aku tengadahkan tanganku, aku berdoa dalam runduk dan khusyuk, aku meminta, Tuhan, berikan apa yang aku inginkan. sesaat angin mengalir lembut, membelai kelembutan dari segala kelembutan menelisik hati hingga ia berbisik, “kau anggap apa shalatmu itu? kenapa lebih kau khusyukkan panjatan do’amu ketimabang shalatmu? apa karena shalat itu kewajibanmu dan bukan kebutuhanmu? apa karena tidak ada yang kau minta dalam shalatmu? apa karena tidak ada yang kau tuju dalam shalatmu? siapa yang sebenarnya butuh? Tuhanmu kah? atau dirimu sendiri?” aku tersentak, terhempas oleh kelembutan angin yang mulai mengiris imanku, aku tertunduk malu pada Tuhanku. Tuhan, luruskanlah langkahku, kuatkanlah imanku, dalam kelembutan kasih sayang dan ampunan-Mu.

Demi Indonesia! : sebuah renungan

Desiran angin berusaha menghempas tubuh yang bagai kerangka berjalan ini, ia memang mampu mnggoyangkan rumput dan menerbangkan sampah yang ada, tapi tidak untuk tubuh ini, mungkin hanya baju yang menempel pada tubuh ini yang agak berkibas. Aku terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju halte bis kuning yang berjarak sekitar 200 meter. Ya, seperti biasa hari ini aku pergi ke kampus untuk melanjutkan kewajibanku belajar.Tak perlu waktu lama untuk langkah kaki ini membawaku sampai ke halte. Aku duduk disamping anak kecil penjual koran, mungkin sudah menjadi pemandangan yang biasa diantara kita duduk anak kecil lusuh penjual koran atau tisu. Akan tetapi entah kenapa aku merasakan suatu hal yang berbeda sekarang ketika menatapnya, bayanganku kembali ke satu minggu yang lalu, ke sebuah acara besar yang digagas oleh BEM MIPA UI yaitu MUN (Mipa Untuk Negeri ) 2012, dan salah satu acaranya adalah KIMI ( konfernsi Ilmuwan Muda Indonesia) yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai pe

Bebicara dengan Tuhan #10

Tuhan, saat sabit terlihat menguning, dan seketika langit semua menguning, aku mendengar dari corong pengeras suara itu, Asma-Mu akupun serta merta bersyukur, tapi tiba-tiba hatiku berbisik, untuk apa aku bersyukur? apakah untuk asma Tuhanku yang disebut, atau untuk puasa yang akhirnya berakhir?? ah.. tiba-tiba saja badan ini lemas lunglai.. akal pun tersedak dari alam fikirnya, Tuhanku,, maafkanlah hamba-Mu ini, karena sudah lebih bersyukur dengan isi perut daripada panggilan-Mu.

Berbicara dengan Tuhan #9

Tuhan, aku tahu Ramadhan ini adalah bulan-Mu Yang Engkau muliakan, tapi jujur aku takut, aku takut memberhalakannya, aku takut ibadahku hanya untuk ramadhan, tidak untuk-Mu. Terang saja aku takut, banyak manusia berbondong-bondong kerumah-Mu, termasuk hamba-Mu yang hina ini, rumah-Mu penuh sesak, tapi, aku kembali bertanya pada hatiku, apakah ini semua untuk-Mu, atau untuk Ramadhan-Mu? Tuhan, Firman-firmanMu mulai berkumandang memalui pengeras suara dalam kurun waktu yang cukup lama, dan diri ini merasa nyaman, seperti terhembus angin surgawi, tapi, hati ini kembali terusik dengan pertanyaan yang sama apakah ini semua untuk-Mu, atau hanya untuk Ramadhan-Mu? Tuhan, mulut dan semua lubang tubuh terkunci memasukkan sesuatu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari ya, tapi apakah semua ini karena-Mu, atau hanya memenuhi kewajiban yang engkau sertakan dalam rukun? Tuhan, ampunilah kekerdilan hamba-Mu ini, kebodohan ini hanya milikku dan kebenaran hanya

Daun

Angin dengan serta merta berhembus keatas ia mendengar deru gemuruh awan yang mulai marah dan sudah dapat ditebak apa yang akan terjadi amarah akan berubah menjadi titik-titik rinai hujan, turun dijemput sang angin, dan penuh kasih sayang.. Tetesannya di dedaunan, dirindukan, untuk membuatnya bergoyang, Daun-daun itu selalu rela dan menerima kalau ia hanya menjadi persinggahan sang air entah ia akan jatuh termakan bumi, atau menguap kembali menjadi awan, lalu akhirnya daunpun kering, hingga ia pun ikut jatuh dan termakan bumi.

Kicau

Pernahkah kau tahu, burung itu salah menginjak ranting ketika akan berkicau ia jatuh dan tak berani berkicau lagi untuk saat ini, entah dimasa yang akan datang. angin bergerak perlahan menyeret awan menyibakkan sedikit bulu dan menembus luka di paruhnya hanya saja ia tak rasakan karena ia masih berfikir “akankah aku berkicau lagi?” ia rindu kicauan itu ia rindu menyanyikannya, dan akupun rindu mendengar kicauannya..

Berbicara dengan Tuhan #8

Tuhan, Ramadhan-Mu akan segera tiba, ya, Ramadhan-Mu, bukan Ramadhanku tapi aku seperti tak menentu hatiku keras tak terketuk nafsuku lemas untuk beribadah hanya dengkur-dengkur kemalasan yang aku dengar Tuhan, rintik hujan menjadi sedikit lebih berisik menghitung wirid yang ditumpahkan hamba-Mu menyambut Ramadhan hanya aku yang masih terdiam terbelenggu keduniawian yang tak putus-putus. hamba mecoba menirukan syair-syair ampunan, hamba mencoba menirukan bait-bait berkah hamba mecoba menirukan puisi-puisi kegembiraan tapi nihil, tak ada yang masuk dalam kerasnya hati hamba Tuhan, jikalau memang hanya kekuatan-Mu yang bisa aku meluluhkan hatiku, maka hamba mohon luluhkanlah dia hilangkan kotoran-kotoran berhala kesombongan darinya buatlah dia berserah dan sujud bukan pada ramadhan-Mu tapi Pada-Mu, sampai habis waktu bernafasku. Tuhan, maafkan kelancangan hamba yang telah semena-mena..

Semua tak lagi sama

aku tak menyayangkan ke jangkungannya aku tak menyayangkan keindahannya aku tak menyayangkan kebesarannya aku hanya menyayangkan kebaikannya saat mata ini menatapnya saat raga ini terpukur menikmatinya saat hati ini berdesir disampingnya aku hanya bisa melayangkan bayangan tanpa arah dalam luka terhenti aku memeluk nafsuku lagi membawa lari, hingga sang perih menghujam pada tubuhku pada hatiku..

Berbicara dengan Tuhan #7

Tuhanku, Ya Mutakabbir aku berhenti dalam derap langkahku aku tengom lagi kebelakan dalam deru jalanku aku melihat tilas-tilas kesombongan dalam derap langkahku di dunia ini sampai kadang kala aku menyekutukanMu dengan benda-benda lain. Tuhan, aku tahu tak ada yang bisa aku sombongkan dalam hidupku tapi kenapa aku melakukannya? malah kadang-kadang Engkau yang aku buat bahan kesombongan hamba macam apa aku ini. Tuhan, kini aku malu menyebutku dengan aku aku yang tak mempunyai ke-aku-an Tuhan, ampunilah hambamu yang congkak ini, kuburkanlah ke-aku-an hamba ketika menghadap padamu hidupkanlah kehambaan dalam hati yang fana ini karena hanya Engkaulah kekuatan di alam semesta ini..

Berbicara dengan Tuhan #6

Tuhan, Engkau pasti tau shalatku setiap waktu tanpa aku bisa menghindar aku akui kesalahanku aku hanya sekedar takbir dan pekiranku sudah ngacir aku hanya sekedar membaca tanpa tahu makna aku hanya ruku’ tanpa tahu makna membungku’ aku hanya sujud tanpa tahu makna Maujud aku hanya duduk tanpa tahu harus kapada siapa aku bertekuk aku hanya salam untuk pergi tenggelam. Tuhanku, aku mohon getarkan hatiku dikala takbir sunyikan syahwatku dikala fatihah terbaca diamkan amarahku dalam ruku’ku datangkan sifat kehambaan dalam sujudku tenangkan jiwaku dalam dudukku, senyumkan bibirku ketika salam terucap dari bibirku. amiin..

Berbicara dengan Tuhan #5

Tuhan, malam ini aku termenung setelah selesai mengisi perut hina ini dengan makanan, dan melahap semua yang ada hingga tersedak, betapa rakusnya aku. Tuhan, dalam renunganku aku berfikir apakah aku sudah benar-benar sujud padaMu dikala adzan memanggilku atau aku hanya memenuhi kewajiban?? karena aku takut nerakaMu dan gandrung pada surgaMU Tuhan, Kau pasti tahu kalau aku sangat malu menjadi hambaMu hamba yang selalu datang untuk meminta, dan tak pernah datang ketika seharusnya bersyukur, bercerita tentang nikmatMu. Tuhan, aku bukan iblis kan Tuhan?? hatiku juga bukan kan?? aku takut keiblisan masuk dalam diriku dan keangkuhan semakin menguasai.. menjadi raja atas tuannya. Tuhan, dunia ini milikMu, termasuk hati lemah dalam raga ini juga milikMu maka, tak bosan aku meminta padaMu jadikanlah hati ini hati yang diberkahi dan diridhoi amiin…

Halaman yang Rusak

aku goreskan pena dalam halaman putih tak berdosa bukan untuk menulis, atau menggambar. hanya sekedar coretan-coretan yang abstrak pun bukan aku melihat ke sekeliling sekeliling melihat ke aku peduli apa mereka denganku peduli apa aku denga mereka serasa berputar dalam secarik kertas yang mulai kumal kotor oleh tinta hitam, usang, tapi tak mungkin aku tinggalkan.. depok, 9 juli 2012 17:55

berbicara dengan Tuhan #4

Kali ini aku mencoba memnjam bahasa puitis bumi ini, dan aku mencoba menlisik di padang rerumputan yang luas, aku mencariMu, disetiap celah yang aku temui. aku terus melakukan kebodohanku tak perduli pada dalil aqli dan naqli hingga tiba-tiba kepala ini terantuk pada dinding batuMu dan tersadar bahwa aku telah menyimpang pada kewujudanMu. Asyhaduanlaailahaillallah, waasyhaduannamuhammadarrosulullah.. Tuhanku, inilah hambaMu yang paling fakir dalam iman, inilah hambaMu yang paling fakir dalam islam, inilah hambaMu yang paling fakir dalam ihsan, dan sekali lagi, inilah hambaMu yang paling fakir dalam ilmu. Ya Tuhanku, Ya ‘Aziz, Ya ‘Alimu, Ya Mutakabbir limpahkanlah dan kuatkanlah iman dalam hatiku lslam dalam tindakanku, dan ihsan dalam segala kehidupanku, landaskanlah segala bentuk alam fikirku pada ilmuMu hingga aku mencium Wanginya SurgaMu.. Amiin…

berbicara dengan Tuhan #3

Tuhan, kemarin aku jalan-jalan di bumiMu, yang makhlukMu namakan jakarta, disana aku melihat dan mendengar namaMu banyak yang berdagang dengan namaMu berpolitik dengan namaMu merusak dengan namaMu mencela dengan tetap mencantumkan namaMu berdzikir dengan namaMu aku sangat kagum padaMu Tuhan kau begitu pemurah, Kau begitu sabar, Kau begitu penyayang, Ya Rahman, Ya Rahim, sayangilah aku dalam dekapan ridhoMu kasihi aku dalam lautan ampunanMu beri aku cahaya petunjuk menuju AsmaMu yang agung..

Berbicara dengan Tuhan #2

Tuhan, hari ini tasbih itu kembali tak berputar, karena lemahnya iman, yang diputar oleh hal-hal duniawi. Tuhan, hambaMu ini seperti setetas tinta di lautan lepas yang tak terlihat karena samarnya. maka tunjukkanlah padaku jalan ke hilir walau aku tahu melawan arus aku akan menerjangnya, berenang dengan kekuatanMu. Tuhan, entah apakah aku pantas menjadi hambaMu, tapi aku selalu mencoba berenang dalam lautan AmpunanMu untuk membersihkan dosa-dosa di sekujur tubuh dan jiwaku. kiranya Engkau menerima gaya renangku.. amiin..

Berbicara dengan Tuhan #1

Yaa khayyu yaa ‘alim.. Tuhan, aku memang belum pernah melihat wujudMu aku memang belum Pernah mendengar suaraMu aku memang belum pernah mencium wangiMu tapi aku akan selalu tetap disini karena ada keyakinan dalam hati ini, Engkau mempunyai sifat wujud Engkau mempunyai sifat Kalam engkau mempunya sifat mukholafatuh lil khawadist maka ijinkanlah hambaMu yang penuh lumuran dosa ini, untuk memohon ampunanMu setiap waktu, dan berbicara padaMu atas apa yang menimpaku dan apa yang jadi kebutuhanku (keinginanku).