Skip to main content

puisi 2010

ini adalah sajak-sajak masa lalu yang terkumpul dalam sajak "rindu dibawah bulan" 2010

Luth

Saat semua ilalang merunduk dalam nyamannya embun
Semua getaran dalam nyaliku
Serentak bangkit melihat pesonamu

Serangkai dengan semilir angin
Hatiku menderu melantunkan rindu
Padamu yang di mimpiku
Sebuah mutiara mengkilap yang menyilaukan hati

Pancaran matamu sayu
Indahnya wajahmu mengalihkan duniaku
Tutur katamu mencuri sebagian dari kalbuku

Aku hanya dapat berpaut dengan alam
Mencurahkan semuanya pada ilalang
Dan membiarkan diriku terbang menerawang layang.

Dan semua rinduku
Adalah rasa kekal dalam kalbu.


“Om”

Lihatlah……………….
Sesosok anak kurus
Berjalan kelaparan tanpa sandang
Mengais tong sampah
Di tanah pertiwi tercinta

Om……………….
Kala ia lihat sesuap nasi
Seperti engkau berebut kursi
Rakus dan tak berperi

Buanglah sikap Tikus Gotmu
Pikirkan SiKurus yang tabu
Bumi pertiwi memilihmu
Bukan untuk KKN selalu

Wahai Om Pejabat
Jaya negeri ini
Makmur negeri ini
Dan siKurus Berhenti mengaisi
Jika engkau berhenti korupsi


adekku

singkat aku menyela hidup
tuk menengadah memandang langit
setelah semua karya yang terbang
dan menghilang

saat semuanya tinggal angan
kau merayap dikehidupanku
menghapus setiap peluhku
tertawa menimbun sedihku

kapan hari aku melihatmu lagi?
melati indah yang mekar di pelataran
pengharum dalam nadi
sebagai mahkota kerinduan.

kau yang bersinar disetiap malam
dan tak meredup dikala siang
mengisi dan mewarnai hati

terimakasih adekku
kau telah memberiku bahagia
saat semua ranting-ranting lapuk
jatuh tak berdaya ke sungai


sangat ingin ku iringi pagi bersamamu lagi
tapi mungkin bukan saat ini
entah esok atau lusa hari.


bahagia

kabut malam  mulai pergi
mewakili unatian perasaan hati
sosok terang dari wajahnya
memberi kerinduan dalam rima

sajak sebuah kebahagiaan
mengulum urat-urat bibir tuk tersenyum
menabur keindahan bunga tawa
seorang manis diseberang sana

mungkin tak terukir kata
dan tak pantas di karya
tapi dalam ku tertegun
ku menyuarakan dirinya.


Hanya mimpi

Indah sekali saat aku mengerti
Kau indah untuk dipahami
Nyanyian semua alam yang mengalun
Untuk sebuah kata yang kau keluarkan

Merajut setiap detik denganmu
Membuatku melayang ditengah alam mimpiku
Tanpa mau aku turun
Dan berhenti sejenak untuk meninggalkanmu

Namun kau memang hanya mimpi
Yang membuatku melayang dalam khayalan
Tanpa aku bisa mendapatkan kenyataan dihidupku

Mungkin selamanya ku hanya bisa merindukanmu
Tanpa aku tahu
Mataku telah buta dari kenyataan


Semua tahu

Lirikku memang tak pantas dikarya
Menyesal aku congkak terhadap hariku
Mungkin benar,
Biarkan dunia memilih
Dan aku menerima apa yang dipilih

Sekarang,
Karangpun tak menyeringai
Hanya asuhan belibis disetiap hunian udara
Yang Mengerti ratap mataku
Sebagai manusia mecinta yang tak dicinta

Semutpun tahu
Rinduku hanya semu
Pada keindahan makhluk yang mengerti
Tapi tak mencintai

Kerling mata belalang
Disela ilalang
Mengatarkanku meninggalkan terang
Menerjang dan menyerang
Lembah yang penuh karang

Kubiarkan tubuh ini terbaring di setiap mimpi
Karena tak ada lagi
Yang tahu
Bahwa aku hidup untuk terus menunggu.

berhenti

kini sudah akan berakhir
dalam sajak rima yang membeku
semua yang biasa menyinari mimpi
kini tak ada lagi

rajutan asa yang tersemat dipundak ini
tinggal menjadi haisan belaka
tanpa ada lagi tawa
yang biasa menghibur hati
logika pun menguap
tanpa ada sisa di akal ini
membuat tubuh menjadi rapuh
dengan tatapan mata yang rapuh.

semunya telah berhenti
dengan sebilah pedang di hati


berhentilah sejenak  pak.

kalau anda tahu..
berapa harga sebuah tanduk rusa
anda akan selami
hati yang lekang dalam sunyi

saat ia meratap lirih
menari diatas tangisan.
tak layak untuk diperdebatkan
tangan-tangan kotormu pak..

biarkan mereka berkreasi
menangis diatas tarian anda
biarkan mereka melompat
mencoba menggapai asa
yang ada pada cengkraman monopoli anda

berhentilah sejenak pak,
dan perhatikan mereka
bayi-bayi buncit diatas lantai sampah..


Buruh-buruh

tak ada apa dalam akal
hanya sebuah hasrat bengal
mencari kata
merangkainya tanpa nada

biar dunia mengerti
semua itu ilusi
yang tak pernah lekang
dalam benak manusia berang

ku tak peduli dunia mengerang
biarlah mereka belajar
membangun ego sentralitas
walau ku harus mengeras

sampai semua peluh menyungai
di atas dahi-dahi hitam legam
penuh polusi bagai hatinya
demi bayi dirumahnya.

lihat mereka dunia!
istana pantas untuk mereka
sebagai ganti kumal mereka
kumal dalam lumuran semangat mereka.


Hilang

tak lagi air menyuarakan gemeciknya
saat hati ini benar-benar tau
sebuah renungan-renungan malam
mengisi dan menyingkap hidupku.

kini hanya sepi yang melantun
menemani dalam sudut-sudut ruang kamar
tanpa ada lagi sungging senyuman,
dari lesung pipimu ku rindukan.

aku menunggu lagi
hari dimana aku bisa tertawa
bersama denganmu
tanpa hilang dalam pelukan senja.

jika aku berharap kau kembali
sontak aku menerkam harimau
 karena kau telah hilang
bersama semua kenangan


Kecewa

seiring aku berjalan mengikuti detak waktu
sembari menghela nafas
merasakan beban yang berat ini dipundakku
sendiri,selalu sendiri..

kau yang nyata didepanku
selalu ada untuk membuat kecewa
walau hati selalu berangan
kapan aku bisa bersamamu.

kini hanya kau yang tersisa di mimpiku
keindahan dalam anganku
pembuat hari penuh harapan
dan semangat baru untuk kedepan

tapi kini kesadaran merambat datang
menghadirkan kekecewaan yang dalam
walau masih ada sisa rasa sayang
nan menghalangi kecewa untuk datang.

kini aku bisu dari semua makna
tuli dari semua kebisingan cinta
buta dari pancaran cinta
semua karena kecewa


kegelisahan Malam

lelah ku rasa dalam bingkai mata,
sebagai klausa kalimat kehidupan,
nyaris tak ku resapi,
cahaya hati malam ini.

kegelisahan malam ini,
seperti malam-malam sebelumnya
membuat aku harus berlari
mengejar mimpiku yang labuh.

dan bila akupun rindu,
menunggu gema dari hatimu,
sebagai pelabuhan mimpiku.

hari esok akan menyapaku
untuk bergegas membasuh kegelisahan dalam hatiku.


Kekalahan

saat ku tertegun
alam membisu
dari sejuta bahasa yang  dimengerti

tatapan itu hilang
bersama kisaran angin yang menerjang
hingga luluh dan tak bertepi

manusia hanya nurani
yang tak mampu menatap
hanya bisa berharap

terlalu indah ku utarakan singkatnya rasa
nan mengalun sepi bersama angin
dalam rimbunan belantara

ilalang-ilalang itu..
kembali bergoyang
melihatku bejalan timpang
tanpa kemenangan.


mungkin hanya temaram

mungkin memang benar
tak ada bunga mengejar kumbang
walaupun benar..
bunga begitu membutuhkan kumbang

tapi apa hendak ditanya?
kata tak terucap
hanya tinggal kedongkolan dihati..

aku mungkin menyangkal
semua itu akan sirna dari lubuk hati
lebih manis
kalau mungkin aku lupa..

tapi apa mungkin aku melangkah?
dengan sejuta kenangan??
mampukah aku berjalan??
menyeret kaki meninggalkan kenangan ini?

sulit,tapi harus ku lakukan,
mungkin hanya temaram..


logika cinta

saat detik-detik waktu terus melingkar
aku masih bergurau dengan premis-premis kerinduan
membentuk kesimpulan angan
dengan silogisme khayalan

aku hanyalah kontraposisi dari sepi
yang tak mampu menjadi pernyataan hakiki
yang tak pernah bernilai benar
karena aku hanya premis-premis tak nalar

kita adalah konjungsi
yang tak lagi eksklusif dengan disjungsi
bukan pula implikasi yang memakai jika maka
tapi kau harus tau
cinta ini berarti indah
jika dan hanya jika kau mengerti isi hatiku
karena cinta adalah tautologi
dan kebencian menjadi kontradiksi

kau boleh memakai modus ponen
untuk mengecek keabsahan argumen cintaku
karena cintaku bukan pernyataan berkuantor
yang ekuivalen dengan buaya.

kamulah nilai kebenaran dari cinta
dengan semua komponen penyusunnya
yang selalu membuat hatiku kejang merindu
disela-sela detik yang berlalu.


nyanyian sepi

jika getaran itu memanggil
ku tau semua dunia menggigil
menari dalam dinginya malam
tanpa tahu pagi akan dating

begitu matahari memberi kehangatan
disela-sela rerimbun dedaunan
mengusir bintang yang sedari tadi menggoda
menggelitik hati yang tak bisa tertawa

dendang sederet nada-nada kerinduan
mengalir dalam nadi kehidupan
bersatu meyeka peluh
diantara puing-puing hati yang runtuh

inginku selalu memeluk matahari
pancaran nurani yang tak pernah mati
sambil ku dendangkan nyanyian sepi
pengisi hati dikala sunyi.


Perjalanan

kembali melangkah..
setapak demi setapak dalam nadi
menyusur jalan dan keremangan senja

derit-derit bambu suarakan sunyi
hanya goyang ilalang yang menyambutku
memberikan tepukan tanpa suara
menambah sunyi perjalanan ini

tak akan aku lemah,
walaupun tanpa bekal sejengkalpun
aku akan tetap meradang
takkan peduli akan terhalang

gemricik air mentertawakanku
yang kini telah benar-benar lelah
tapi semangat ini masih menggebu
meninggalkan ketidakpastian hidup yang jengah.

asa didepan menunggu
menanti hati yang terbelenggu.

Pejuang metropolis

sekilas ku lihat kilatan terang
dari hati kecilmu nak
benar adanya itu hal berharga
secercah sisa kebahagiaan di hidupmu.

melawan keterbatasan
membuatmu seperti batu karang,
keras dan tangguh
dalam cercaan setiap mulut

tak kau lihat lagi ayahmu
tak jua ibumu
baktimu sendiri dalam sepi
berteman dengan kaleng dan gitar mainan ini.

apa kau masih melihat asa nak?
saat asap  kendaraan menutup matamu
membiarkan kamu hilang sebagai polutan
tenggelam dalam fenomena alam.

masih bisa sayup-sayup ku memandangmu
tulang keras yang dibungkus kulit legam
mata cekung dalam wajah kumalmu
serta kaki keras berdaki tanpa alas
sampai kapan kau akan bertahan nak?
menopang perut buncitmu,
menggapai khayalmu
dengan menerjang badai metropolis ini.

istirhatlah sejenak pejuang.
sandarkan lelah bebanmu pada Tuhanmu


Rasaku

tak ada yang terubah dari hatimu
hanya aku yang mengalunkan rasa
sebuah keprihatinan dalam masa
aku tak lagi bisa membohongi.

rajutan yang kau buat nada cinta
hanya bisa membuat alunan senyum,
ya,,,,
senyum palsu yang tersungging dibibirku.

diamku membuat aku tak tau,
mau berkata apa lagi mulutku ini,
hanya dalam nadi aku bergumam
meluapkan apa yang menjadikan tangisan.

terseret aku dalam imajinasiku
imajinasi yang berlari
menyeretku...
kedalam palung yang aku tak tau
siapa diriku


Ratapan bocah

aku tak kan lelah
walau terjerat rasa lemah
dan hidup nan gerah
sebagai rantai berbenah.

aku tak merasa marah
walau cinta itu punah
hingga sakitpun tak pernah

hati ini terluka parah
oleh beberapa ulah
hingga dari mata mengalir nanah
mata sayu seorang bocah..

ah.......
biarlah lukaku bertambah
menglirkan berliter-liter nanah
ku akan mencoba tabah,
dan pecaya esok akan cerah.




rindu????

singkat sekali warna pelangi
menyinari rumput-rumput mati
rindu hati yang tak pernah tergadai
saat malam menyeringai pergi
tinggalkan sebuah kenangan yang damai
penenang hidup penghibur hati

semua kalam mencari kerani
hingga masa lalu tak teringat lagi,

gaya nurani
menerpa sebuah tirani
semuanya termangu
meratap untuk gilang bintang yang hilang
hanya aku tak tau
tak ada lagi rindu memburu


selalu ku

selalu ku mencoba sadar
dari lamunan diatas kenari
yang daun-daunnya selalu menari.

selalu q mencoba mengerti
sebuah gravitasi hati
dengan besaran percepatan nyata
dan massa cinta..

selalu ku coba pahami
hukum kirchoff I tak lagi adil
pengorbananku tak sebanding
dengan pengorbanan mereka padaku
selalu ku coba berfikir
kerinduan ini diruang IV¨tegak,maya,diperbesar
dan takkan q dapati lagi kenyataanya

selalu ku coba sadar,mengerti,pahami dan berfikir
cinta itu semu
rindu itu haru
kenangan itu kelam
karena aku hanya bermimpi memiliki
tanpa menyadari aku selalu disakiti.


SYUKRON

nyanyian alam menderu dalam gema illahi
bersamaan dengan gemrisik angin
mengantarkan aku pada kedalaman kalam-kalam suci
pemuas dahaga dikala sunyi

aku tersentak ketika aku berdiri disini,
mengingat keagungan jasa seorang insan
yang menuntunku dari gelapnya malam
dan dinginya alam fikir keagamaan

kau terangi setiap bilik hatiku dengan ilmu
menilisik dalam nadi ini dengan nasihatmu
menjadikan surga dialam fikirku
dan mataku penuh dengan harapan baru

ustadz dan ustadzahku
dzikir makhluk untukmu
smua alam memujimu
atas keramahan dan ketulusanmu
membimbingku menjadi anggrek yang menghiasi taman itu.

ustadz dan ustadzahku
andaikan aku bisa memetik bintang  malam ini
dan aku bisa menggenggam matahari
akan aku persembahkan untukmu
sebagai bentuk penghormatan atas jasamu
untuk agama dan alam fikirku..

terimakasih guruku
setiap huruf yang terpatri dalam diriku
memberikan nur yang takkan pernah padam
menerangi kegelapan disetiap bagian gelap dalam hatiku.

ya rabb..
ampunilah dosa dosa mereka
bersihkanlah mereka dari setiap hitam
berikan mereka tempat dan derajat yang indah
didunia yang fana ini
uga akhiratmu yang kekal abadi

ya rabb,
aku bersimpuh untuknya
insan yang tak lelah menyinari dunia.


tak tau

kau tak peka perasaan yang menerpa wajah
begitu pilu dalam genggaman takdir
bisu,
saat merantau dalam naungan qalbu

peluh tersekat dalam dahi
serantau makanan penghapus mati
kau bingung?
tak taulah apa  yang hendak dikata.

disapa rautan kelelahan.
ku terus merajang
dan perlahan ku berjalan pelan,
walau tak tau apa arti cinta.

bimbinglah aku Tuhanku.
karena dalam kalana qalbu.
aku menungguMu


terimakasih perbedaan

sebagai sebuah kerinduan
ku berjalan mengitari hari
dan dalam bingungku
aku beradu dengan kalbu

nyaris aku kehilangan diriku
dalam rajutan hidup ini
sangat mesra ku ingat masa lalu
hingga tak pantas aku memiliki.

rindu dan kerinduan
bersatu dalam perbedaan
menuai sebuah untaian
untuk hidup dalam nyaman.


sahabat

Kabut putih mulai merayap kesetiap daratan
Member aroma sepi dihati insan
Menyelami setiap kewibawaan alam
Membuat derai semakin memudar

Nemun dalam hati ini selalu terangkai
Kelakar-kelakar manis dari jiwa-jiwa yang riang
Alunan lembut canda dari setiap bibir manismu
Sahabat-sahabatku

Tak tau terima kasih ini aku letakkan dimana lagi
Tak ditangan tak jua dipundak
Tak dihati tak jua dijiwa
Tak diraga tak jua dikehidupannya

Rasa terimakasih ini lebih besar dari seonggok bumi
Lebih luas dari semesta raya
Untuk semua kelakar dan canda tawa
Yang selalu menghiasi kehidupanku disana
Ketika aku jauh dari semua.


mimpi

Semua lelap ketika kata termenung
Menari dalam benak,
Menyanjung semua tentang hidup ini
Tentang alam dan semua lembar dedaunan

Sekarang getir menyibak mimpi
Dalam khayal terimpikan kata
Walau sesak di dada
Itulah yang teramat membuat semuanya terasa

Ringan di lidah
Berat dihati
Begitulah mimpi

Sekarang merangkak sedikit Demi sedikit
Mengigau disetiap bukit yang dilalui
Perjalanan inilah saksi
Bahwa aku masih kuat mengejar mimpi,
Walau tak pasti..


munafik

Hanya munafik yang seperti ini,
Mengigau dengan semua kehebatan khayalannya
Tanpa tahu semua itu nyata..
Dan memakan dirinya..

Sekali lagi mereka tak mengerti
Menyanyi dikala sunyi itu sepi
Dan menyanyi dikala ramai itu berai
Menyatulah,beraharap alam bersamamu.

Saat semua gelak tawa menyinari hati.
Tetap saja akhir di hati sepi
Hanya sebuah naluri
Untuk merindukan..

Sebarkan saja tu bualan
Biarkan mengobral
Akal yang tak pernah lagi jernih
Menguras semua keindahan.


Kembali

kembali jemari ini menari
disetiap sudut malam yang kelam
sadar..
dan sedikiit lagi..
mengigau..

kuterpa semua nyanyian sunyi ini bersama angin..
menelisik helai-helai pohon bambu..
mereka bergoyang di kesunyian.
tersenyum..
terlempar untuk hati yang rapuh ini..

apakah harus aku biarkan semuanya kembali bernyanyi dihatiku??
supaya semua mengerti kalau malam ini sunyi
untuk hati sepi ini..


Diluar Naluri

serta merta aku berseru
mencampakkan semua ilusi gila di hidupku
yang menjadi kuasa di hangatnya alam fikirku
hingga melayang dam angan kerinduan.

kini kenyataan di hadapanku
tetap ku genggam bulan ditangan kananku..
dan mencoba meletakkan matahari di tangan kiriku.

mungkin itu kecongkakanku,
atau keserakahanku??
hanya angin mendesir yang aku dengar..
tak kurasa itu semua berjalan..


apa yang membuatmu mencari emas?
sedangkan berlian birkilau di depan matamu
singkat sekali rasanya manis itu
terasa hangat
kemudian terhempas angin
dingin..

aku berdiri ketika dihampiri
menunggu sepatah mata pedang membelalak didepanku,
tapi tak ada
hanya rasa nyaman yang datang..

tak ada lelah saat kaki mengayun,
rintang demi rintang tak dapat merintang.
itu membuatku membiarkan dia berlari.

betapa congkaknya hari itu..
membiarkanku tenggelam disetiap sudut belaian senja


tersesat

saat ku tak lihat lagi bahasa senyum dihari-hariku
baru aku sadar
diriku terbuai di mimpi terdalam
hanya sekejap tak berkedip,
sejauh itu aku terpuruk..
nyanyian-nyanyian kerinduan itu
hanyalah kerapuhan hati yang terukir
menyeringai dalam nadi kehampaan.

tak tau lagi,
logika ini tak jalan lagi..

Sujudku tergadai

Secara perlahan kaki mengayun pelan
Memberi kejernihan sebuah naluri pengorbanan
Tapi semua itu begitu semu..

Mentari tak memberi tatapan,
Bulan tak memberi sapaan,
Angin hanya mengalir..
Dingin...

Saat itu aku merasa
Kaki ini tak bisa dilipat lagi,
Tubuh ini tidak bisa di jatuhkan lagi,
Tangan ini tak mau menapak bumi lagi
Kepala ini tak mau mencium tanah lagi..

Disitulah aku menyadari..
Sujudku tergadai..
Oleh semua kesibukan semu ku...


Mega sore hari

Langit kembali menguning di ufuk barat
Ketika semua lentik sayap burng mengepak
Membawa tuannya menuju sarang
Dengan daya yang telah dimiliki..

Sekejap dunia akan teralih
Meninggalkan setiap jejak di jalan
Pun dengan perasaan ini
Ikut beralih jua..

Belaian-belaian lembut desir angin disetiap telanjang tubuhku,
Serta merta menyadarkanku
Telah lama aku memenjarakan keindahan sore ini di mataku..

Berat aku melepaskannya
Sebuah keindahan yang tak abadi,
Tak bisa dipenjara lagi oleh perandaian,,,

Esok.
Akankah aku masih bisa memenjarakannya lagi di mataku??
Kenyataan pada sebuah pengandian

Damai kah sepi

Setitik embun menitik di daun talas
Sedikit mengalir pelan untuk keluar
Mencari peresapnya.
Menjadikan iya sebagai sari-sari kehidupan

Kabut mulai turun bersama angin subuh
Berlomba-lomba untuk menggoyang dedaunan
Pohon yang lemah
Membuat ia terpisah dari rantingnya..

Mata burungpun masih terpejam manis
Menelungkupkan kepala disela sayapnya
Demi menghindar dari sayatan-sayatan angin

Disinilah aku berdiri
Bertanya pada nurani
Inikah yang dinamakan damai??
Ataukah ini yang dinamakan sepi???


Asa

Walau lelah mata ini menatap
Ku kaayuh asa dalam jiwa
Tak hiraukan pohon tumbang
Ku akan tetap lanjutkan berjalan.

Baris dalam lirik goresan pena
menebar dalam sehelai nurani
tak akan henti walau ku seret lelah
serta ku telan derai nanah

walau raga hanya sampai disini
asa ku akan melangkah pasti..


Ku ingin puitis

Ku ingin logis
Sangat menyeka
Saat ranting patah di  hatiku
Sebagai pwluh penyambut rimba asa

Ku ingin magis
Dari Alloh ke hatiku
Sebagai sebua kekuatan
Pembangkit ngengat-ngengat hati

Ku ingin tak menangis
Dalam piluku
Sekuat hati mencoba terkekeh
Dalam nurani

Ku ingun puitis
Dalam sengatan matahri
Pembakar ambisi..


Bersama kenangan

Seperti nuansa yang dulu lagi
Memberikan sebuah kenyamanan
Dimana aku melihatnya
Bayangan kecil dari aku yang dulu

Terakhir aku memandangnya
Masih sebuah gundukan
Diperut wanita hebat.

Kini kau menapakkan kakimu di sini,
Bersamaku
Dan bersama semua kenangan ini.


Aku dan ..

Sepertinya angin begitu membelah setiap dedaunan yang dia temui
Mencoba menelisik disetiap balutan kulit ariku
Masuk dan berusaha mencairkan kerasnya hati di saat sunyi.

Ini adalah masalah manusia dan hatinya,
Yang tak pernah lagi bisa terbenam,
Tercairkan oleh air disetiap waktunya.

Masihkah kau merasa hati ini mencarimu,
Disetiap rongga-rongganya
Dan berhenti.
  

Masih gelap

Hari ini masih gelap dihati.
Melayangkan pandang yang tak terperi,
nyata.
Semua masih bungkam.
Tak mengerti interpretasi gelap ini.

Langit coba menghibur dengan merahnya.
Menusuk menggoda bola mata,
tapi gelap ini terlalu pekat.
Sangat susah cahaya melekat.

Simpuhnya kerangka disetiap nadi,
lalai dan lunglai,
lemah gemulai.
Hingga keretakan tak terlihat lagi.

Jentik jari ini msh memegang daun,
lalu angin menerpanya.
Jatuh,
mengalir mengikuti air.

Comments

  1. hai..bro..

    sebelumnya,

    aku ini memang bukan siapa-siapa, tak setangguh, seberani, sepintar, dan sealim dirimu, belum cukup banyak ku makan asam garam sehingga aku merasa tak cukup pantas mengatakan ini.
    tapi, tak jarang pula ucapan/kata-kata/komentar seorang anak kecil lebih jujur, benar, tulus, bukan??

    Setelah aku membaca semua karya puisimu tentang berbagai hal itu, ada beberapa yang ingin ku katakan:

    ada suatu waktu yang tepat di mana seseorang memang sudah waktunya mengatakan cinta yang sebenar-benarnya. sehingga ia dapat menemukan jodohnya.

    ketika, waktu itu belum datang. untuk melepas semua rindu dan rasa di kalbu mendekatlah pada-Nya. baca dan renungkanlah Al Quran karena sebagaimana engkau tahu, itulah As Syifa, pengobat.
    hatimu akan tenang dari berbagai gejolak dunia.


    selamat berkarya! semoga kita semua selamat di dunia dan akhirat. Amin Ya Rabb..

    ReplyDelete
  2. hai juga saudaraku :)
    salam kenal jika belum kenal :)
    semoga Alloh merahmatimu dan membalas niat baiku,
    memang aku bukan manusia sempurna,dan tidak setangguh, seberani, sepintar, dan sealim yang kau perkirakan, saya hanya Hamba Alloh yang masih encari jati diri dan belajar memaknai Allooh,Al qur'an,Alam,dan smuanya dari cara pandang seorang awam seperti aku.
    terimakasih atas saran dan nasihatmu sobat, semoga kita bisa lebih baik,memang pasti banyak salah dari prses belajarku yang salah satunya tercermin dari puisi-puisi ini :)
    sekali lagi terimakasih atas sarannya :)
    semoga Alloh mengampunikita semua..

    ReplyDelete
  3. admirer-meramaikan blogSeptember 3, 2011 at 8:43 PM

    sorce:twitter.com/FaktanyaAku

    Bukan karena jatuh cinta aku tersenyum, tp karena terus menerus tersenyum, #FaktanyaAku jatuh cinta


    Jatuh cinta padamu adalah hal terbaik kedua hm.. beberapa yg pernah terjadi dalam hidupku. Yg pertama --sebelumnya--? #FaktanyaAku menemukanmu.. :)

    source :twitter.com/Mario__Teguh
    Ketika banyak orang masih bermimpi; Orang yg berjiwa pemenang sudah bangun & melangkah mewujudkan impiannya.

    Ya TUHAN, slalu kuatkan aku dlm berusaha utk stiap kebaikan. Engkau Maha Baik, & slalu memberikan yg terbaik..

    Keyakinan diri yang kuat akan membuatmu mampu bertahan; Bahkan disaat-saat yang sulit.

    source : twitter.com/JargonPengusaha
    Mw jd apa nanti kita, tergantung apa yg kita lakukan saat ini, krn hasil adlh total dr proses.

    source: twitter.com/kata2bijak
    Kesabaran memang selalu dibayar dgn keindahan,makanya teruslah bersabar karena keindahan akan selalu ada disampingmu

    by someone
    jangan murung, jangan bersedih. aku tak suka lihat kmu bgtu. berusahalah utk tetap tersenyum..senyum-benih bahagia..buat tumbuh dan hidup :)

    source :twitter.com/Mario__Teguh
    Terkadang kita tdk sadar telah membuang byk waktu utk memikirkan seseorang yg sebenarnya belum tentu memikirkan kita.

    :)~~~~~~~the end~~~~~~~:)

    ReplyDelete
  4. aku tak tahu mau komentar apa???
    yang jelas, puisimu emang keren2,,,

    maaf teman, aku sedang cari refrensi,,, thanks for you help... :-)

    ReplyDelete
  5. terimakasih.. :)
    ok, senang bisa membantu :)

    ReplyDelete
  6. Setiap ku melihatmu tersenyum, #FaktanyaAku selalu lupa. Lupa untuk melupakanmu. :D

    ReplyDelete
  7. kapan aku melihatmu berpuisi lagi?? rasanya sudah lama kita tak bersua.. :D

    ReplyDelete
  8. INGIN CEPAT JADI JUTAWAN YUK MARI GABUNG SEKARANG JUGA

    KharismaPokerMenjadiSitusBandarQOnlineTerprcayaIndonesia
    Promo yang diberikan :
    Minimal DP dan WD Rp. 20.000.
    Support bank lokal : BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan DANAMON.
    Bisa dimainkan di iPhone, Android, PC / Laptop.
    Online 24 jam setiap hari meskipun hari libur nasional.
    Link Alternatif Kharismapoker :
    www.khpk288.net
    www.kharismapkr.com
    www.kharismaqiu.com
    CS nya yang ramah , siap melayanani anda 24 jam
    Bonus REFERRAL 20% setiap minggunya (seumur hidup)
    Bonus CASHBACK 0.3- 0,5% setiap hari
    Contact resmi kharismaPoker :

    Telp :+85588278896
    BBM;dc7cdd80
    WA: +85588278896

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.