Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2013

Aku siapa

aku, bukanlah sebuah pengakuan bukanlah sebuah pujian bukanlah sebuah sanjungan bukan juga sebuah hiburan maka tak perlu kau mencariku aku, bukanlah sebuah hinaan bukanlah sebuah cacian bukanlah sebuah makian bukan juga sebuah umpatan maka tak perlu kau menghindariku aku, bukanlah sebuah kekuasaan bukanlah sebuah peradaban bukanlah sebuah dinasti bukan juga sebuah zaman maka kau tak perlu merawat dan mempertahanku aku, bukanlah sebuah ilmu, bukanlah sebuah kitab suci bukanlah sebuah wejangan bukan juga sebuah motivasi maka kau tak perlu menjadikanku pedoman aku, bukanlah Tuhan bukanlah bagian dari para malaikat bukanlah bagian dari Rasul bukan juga bagian dari bijak bestari maka kau tak perlu mempercayaiku karena aku, adalah seorang diri seperti sejatinya. Depok, 14 Desember 2013

Berkabung

malam ini rintik hujan yang manis mengguyur kota Depok, kota perantauan dimana kampusku bermukim, mungkin langit ikut berkabung atas apa yang terjadi pada kampusku hari ini 13 Desember 2013 hari ini, kampusku berkabung banyak suara yang diperkosa dibilik suara banyak hak yang tak terpenuhi di pesta banyak suara tak didengar dan tak diindahkan oleh pejabatnya banyak arogansi yang timbul atas kepentingan semata hari ini, kampusku berkabung banyak idealisme tergadaikan oleh tahta banyak akal sehat hilang karena tahta banyak persekongkolan karena tahta banyak kenyinyiran karena tahta banyak perpecahan karena tahta banyak saudara menjadi musuh karena tahta banyak air mata tumpah karena tahta hari ini, kampusku berkabung gedung terus menjulang tinggi tapi intelektualitas mendekati rata tanah rasionalitas tak lebih tinggi dari rumput liar disekitar pinggir jalan taqlid buta semakin membabi buta hari ini, kampusku berkabung banyak yang tak tahu rapat, memimpin dewan

Percakapan dengan Rayap

aku masih ingat, saat aku becengkrama dengan rayap yang menghabiskan kaki meja belajarku, tanpa ada keinginan mengintrogasi aku bertanya padanya "kenapa kau makan meja belajarku?" ia hanya menjawab sambil terus menggerogoti mejaku "emakmu berpesan padaku dari kampung sana, kalau meja belajarmu tak kau pakai, aku boleh menjadikannya sarapan pagi, makan siang, dan makan malam" lalu aku tertegun, aku bertanya lagi, "nanti aku belajar pakai apa?" dia dengan enteng menjawab. "memang kamu masih ingin belajar?" "masih lah bego!" jawabku kesal "lah, lu yang bego! lu lebih ngurusin orang yang nggak tau mau ngurursin lu atau kagak! mereka sekali dipanggil emak-emakannya pulang, lha elu? dipanggil emak lu yang benerean aja belum tentu pulang! siapa yang bego? hah?!!" aku tertunduk lesu, diam, lalu alunan musik "ibu"nya iwan fals mengalir ringkih dan rayap ternyata tak henti mengunyah, melihatku diam i

'amah membawa Cahaya

Pada matahari kupinjam sinar bulan, ku coba terangi seluruh alam yang kulihat tapi, apa?? orang-orang bodoh itu takut akan cahaya orang-orang dungu itu takut jika terang karena semua tak lagi samar, karena semua menjadi nyata bagaimana boroknya mereka bagaimana busuknya sistem yang mereka buat dan jalankan. mereka memangsa apa yang menurut mereka mengganggu untuk menyingkirkannya sekaligus menygenyangkan perut buncitnya mengatasnamakan cahaya menelan cahaya mengatasnamakan keadilan memancung keadilan mengatasnamakan kesejahteraan mengebiri kesejahteraan mengatasnakan kebenaran menipu kebenaran mengatasnakmakan agama menodai agama mengatasnamakan Tuhan tapi melah menuhankan kelompok sendiri lalu mereka takut jika aku datang meminjam cahaya matahari untuk menyinarinya takutnya masih sama kegelapan ini berakhir dan mereka tak punya kuasa mereka orang dungu yang selalu sami'na wa atho'na mereka orang bodoh yang selalu merasa benar sendiri pada jamaah ya

Janji Pada Widio

Depok malam ini hujan, menderaikan air yang akhirnya mengalirkan hawa dingin menyayat kulit ari yang melekat pada seonggok tulang belulang ini, romantis, ya, sangat romantis, bayanganku terlempar pada satu bulan yang sangat terasa panjang bulan november, segala tawa, tangis, canda, haru, marah, benci, curiga, ragu, yakin, keren, amazing, dan semua perasaan itu teraduk. semua ini pembuktian janjiku pada sahabat lamaku, Widio tak banyak yang bisa aku bantu tapi banyak yang terkorbankan tak banyak yang bisa aku beri, tapi banyak yang aku dapatkan ini bukan tentang kekuasaan, ini tentang bagaimana merangkai asa dimasa depan, ini bukan tentang kepentingan ini tentang kerinduan pada masa jaya tapi ini politik kawan panggung sandiwara di kampus intelektual yang tak akan lepas dari kemunafikan kau tak bisa selalu bertutur manis, kadang tawa nyiyir mengembang atau marah tiba-tiba meledak, sulit untuk mengambil air untuk memadamkan nyala api yang besar, alih alih mengam