Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2012

Menunggu Pelangi

 Berteman denting hujan yang tak biasa, memberi sedikit makna pada lembayung yang menunggu senja. Air mengalir gemericik dari sela-sela genting seperti air terjun dalam ukuran kecil. tak kalah cantiknya dengan air yang menetes dari daun ke daun, berkejaran mengikuti arah gravitasi bumi.

Makna Titpan dari Rendra

waktu aku iseng-iseng lihat-lihat puisi W.S Rendra di internet, tiba-tiba saja aku merasakan sebuah aura yang berbeda di sebuah puisinya yang berjudul "Makna Sebuah Titipan". dalam puisi itu aku merasakan benar-benar sebuah makna yang lama sekali aku tak sadari dan banyak orang melupakannya, ini dia puisinya :

Negeri, bisa dijual

Selamat datang di negeri “bisa dijual”, tak cuma hasil sawah yang bisa dijual, tapi petaninya pun bisa dijual. Tak cuma hasil karya yang bisa diperdagangkan, tapi pemikiran cerdas pun bisa di jual. Hingga hati nurani juga laya k jadi bahan tawar menawar. 

makna

Ibu, Dalam bodohku, aku ingin bertanya Menimang kata demi kata, Merangkainya menggambarkan gamang dalam duka

pintarkah?

hari kedua di semester 4 ini aku  ingin bercerita suatu hal yang sangat menarik tentang salah satu mata kuliah yang aku ambil yaitu analisis, kirain mata kuliah apa itu, ternyata waktu masuk bab awal 2.1 langsung pengen ngakak, tapi banyak renungan juga, disana kita diajari bagaimana membuktikan kalo 1 > 0, membuktikan kalo (-1) x (-1) = 1, dan hal-hal yang kita anggap mudah dan luput dari perhatian kita, tapi ternyata menyisakan pertanyaan yang sama sekali tidak kita duga. Dari sini aku begitu menyadari bahwa kita sering merasa sudah pintar dan hebat dengan diri kita, dan menggampangkan sesuatu. tapi apa yang bisa kita jawab dengan pertanyaan, "kenapa (-1) x (-1) = 1?", apakah kita masih merasa pintar dan hebat dengan apa yang kita punya?

Tarian senyum

Alunan merdu sang piawai, Menyapu halus desiran angin Dipasir pantai yang menawan Berbaris sesuai arah mata angin