Skip to main content

pintarkah?

hari kedua di semester 4 ini aku  ingin bercerita suatu hal yang sangat menarik tentang salah satu mata kuliah yang aku ambil yaitu analisis, kirain mata kuliah apa itu, ternyata waktu masuk bab awal 2.1 langsung pengen ngakak, tapi banyak renungan juga, disana kita diajari bagaimana membuktikan kalo 1 > 0, membuktikan kalo (-1) x (-1) = 1, dan hal-hal yang kita anggap mudah dan luput dari perhatian kita, tapi ternyata menyisakan pertanyaan yang sama sekali tidak kita duga. Dari sini aku begitu menyadari bahwa kita sering merasa sudah pintar dan hebat dengan diri kita, dan menggampangkan sesuatu. tapi apa yang bisa kita jawab dengan pertanyaan, "kenapa (-1) x (-1) = 1?", apakah kita masih merasa pintar dan hebat dengan apa yang kita punya?



Begitulah tabiat manusia yang lupa dengan keagungan Tuhannya, banyak hal yang perlu dipelajari dan banyak ilmu yang perlu di mengeti di dunia ini sebelum kita merasa pintar dan tahu akan segala hal. Begitu Tinggi dan Luas kecerdikan dan ilmu milik Sang Maha Segalanya yang tidak bisa kita serap semuanya. tidak ada celah sedikitpun untuk kita sombong dan jumawa sebenarnya, semakin digali dan dipelajari suatu ilmu, semakin merasa bodohlah kita, maka benar kata-kata mutiara dari peribahasa "air beriak tanda tak dalam", bahwa perumpamaan "tong kosong berbunyi nyaring" mengisyaratkan bahwa mereka yang banyak omong dan sombong itu adalah orang-orang yang berpengetahuan sempit. :)

semoga Tuhan melindungi kita dari sifat sombong dan takabur, amiiin..

Comments

  1. tabiat manusia sudah sok tahu dengan apa yang dia punya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.