Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

Berbicara Dengan Tuhan #34

Malam menjelang, Saat alam fikirku mulai melayang Dan muncul benih-benih kerinduan.. Tuhan, aku sangat rindu Rindu pada dunia, Dimana aku tak perlu tersenyum atau bahkan tertawa saat bahagia Dimana aku tak perlu menangis ketika sedih Dimana aku bisa merasakan keadilan penguasa, Dimana aku tak melihat lagi tipu muslihat Dimana aku tak merasakan lagi kecewa Dimana aku tak mengerti lagi makna pengkhianatan Dimana aku tak melihat lagi keculasan Dimana aku tak perlu berepot-repot lagi mengurusi birokrasi Dimana aku tak melihat lagi tawar menawar Dimana aku tak merasakan lagi penindasan Dimana aku tak merasakan lagi kegelisahan Dimana aku tak mengerti lagi makna persaudaraan. Dimana aku bisa merasakan pedihnya siksa, Dimana aku bisa merasakan nikmatnya kenikmatan Dimana aku bisa merasakan ketenangan Tanpa harta Tanpa nafsu Tanpa tahta Dimana aku bisa merasakan kedamaian Dimana aku tak mendengar lagi alasan Dimana aku tak perlu berbelit kata Dimana aku bisa meli

Gadis Beludru

aku hanya sekedar memandang kedepan, tak pernah aku lihat kain beludru itu menyelimuti tubuhnya, kali ini ia berbeda, ia datang dengan secangkir kopi dan kain beludru yang melilit tubuhnya, angin kemabng kempis meniup dedaunan, mencoba menggesek kulit-kilit ari yang tak terlindung, mereka tahu kapan manusia merindukannya, dan kapan cinta mendambakannya, lalu ketika ia berjalan perlahan, menyibak sisa sisa dedaunan yang gugur diterjang angin aku hanya menatapnya, tapi penuh seluruh, aku tak pernah melepaskannya, sejak pertama kali mata ini terpaku, pada juntai rambut yang berkibar dibawah topi rajutan. mentari tak mau kalah memperindah bumi, semburat jingganya menambah romantisme sore, syahdu, seperti harmoni yang dimainkan dalam nada sunyi. Depok, 27-08-2013

Hanya Ingin

Akalku tercekat oleh malam, Angin mengiris setiap buah fikir, Hanya gelayut ranting ranting tua yang mencoba menghibur kesepian ini, Aku ingin sesederhana bintang yang terlihat indah oleh penikmatnya, Ya, Penikmatnya saja, Bukan orang orang yang sibuk mngejar isi perutnya. Karena mereka tak tahu cara menikmati, Mereka hanya tahu cara mengejar saja. Aku ingin sesederhana lampu, Yang hanya dihidupkan ketika butuh. Aku tak ingin berada ditempat yang aku tak dibutuhkan. Aku ingin sesederhana orang gila, Yang tertawa dan ditertawakan, Tak peduli siapa aku dan siapa mereka. Ya aku hanya ingin..

Berbicara dengan Tuhan #33

Melihat kedip demi kedip bintang dimana aku hanya bisa menari menikmati, Tanpa lalu lalang rindu yang sama sekali tak aku mengerti Aku memang manusia Sang abdullah, Sang khalifatullah fil ard, Ya, Secara fitrah aku memang seperti itu, Tapi secara nyata, Aku tak lebih baik dari binatang jalang yang dikatakan chairil, Aku tak lebih baik dari kerbau yang dicocok hidungnya untuk membajak sawah. Aku sangat dungu, Mau saja menjadi abdulbuthun, Mau saja menjadi abdunnafs, Mau saja menjadi bala tentara setan yang merusak bumi.. Oh Tuhan,, Jika memang rindu ini hina, Maka hilangkanlah rindu itu dari hatiku, Jika memang cinta ini nista, Maka hancurkanlah. Aku tak ingin meminjam bahasa siapapun lagi, Ini bahasaku untuk-Mu wahai Tuhanku..

Benang

Ku rangkai semua benang yang terserak, Entah akan aku rajut menjadi kain yang bisa menghangatkanmu, Atau hiasan yang bisa mempercantik dirimu, Aku hanya sekedar merangkai, Tak peduli apa jadinya Jika kau tak suka, Maka akan aku biarkan benang itu terurai lagi, Seperti saat benang itu tergeletak begitu saja. Bila benang itu taj bertuan lagi, Maka aku hanya bisa menatap pasrah, Jika ia lapuk, Atau terseret angin dan ruwet, Aku hanya bisa berbisik, "sayang sekali tak ada yang merawatnya" Depok, 22 agustus 2013

Pantaskah?

pada alam aku bertanya, pantaskah aku mengucapkan selamat hari raya? apa yang aku rayakan? kesombonganku dalam ramadhan? atau sekedar basa basi saja mengikuti tradisi? pada hati aku berbisik, gembirakah engkau dengan datangnya Lebaran? yang benar benar "lebar", bubar.. atau, sedihkah engkau atas ramadhan yang kau lalui? sesedih apa? lalu, tatapan pada gelas kopi yang sudah kosong ini bercakap, kapan kunikmati lagi malam-alam seperti ini, malam dimana aku memanjatkan doa, lewat tengadahku, lewat syairku, lewat nyanyian liuk angin pada dedaunan, dan kapan kau akan menemani malamku lagi, wahai gelas kosong? oh,, tak apa, aku cukup ucapkan selamat idul fitri ini pada yang berhak menerimanya, sebagai kewajibanku, layaknya rumput dipadang luas,

Berbicara dengan Tuhan #32

sudah aku rasakan, apa yang sebenarnya tak ingin aku rasakan, ramadhan hampir berakhir, tapi layaknya penambang malas, aku tak menambang bijih bijih mineral berkah itu, malah pamer dan terus memaksiatkan diri, layaknya menemukan oase di padang pasir, lalu aku sibuk membanggakannya pada semua orang, lalu ketika sadar bahwa aku haus, aku mendekati oase itu lagi, dan ternyata air sudah kering, oh,, ramadhan, bolehah aku berjumpa lagi denganmu, kini pintu maksiat sudah siap dibuka lebar lagi, pintu hubbuddunya sudah lepas penghalangnya, tinggal menunggu waktu untuk terbuka dan aku memasukinya, lalu? bekal apa yang aku punya? oh Tuhan, ramadhan ini sepertinya aku sangat buruk, tak lebih baik dari ramadhan-ramadhan sebelumnya, maukah Engkau memberikan ghirrah ramadhan pada setiap bulanmu? dua belas bulan dalam satu tahun-Mu hingga aku benar-benar tunduk pada-Mu, tunduk pada kuasa sang Perkasa, tak lagi memberhalakan lainnya, Tuhan, dipenghujung ramadhan ini aku

Kedip Bintang

lama aku terdiam, melihat geming dedaunan tertiup angin yang memantulkan sinar lampu-lampu jalan, sembari menengadah, aku memandangi beribu gemintang yang tak surut oleh awan-awan tipis malam, kau tahu apa yang aku tunggu, kedip gemintang kawan, aku hanya bisa menunggu, bertanyapun hanya pada hatiku, kenapa bintang tak mau berkedip-kedip lagi setiap detiknya, seperti dulu, saaat semua alam tersenyum memandangku, tiba-tiba badanku lemas, himmah dalam diriku kandas, aku terpukur, terduduk, dan sekarang menunggu.