Skip to main content

Berbicara Dengan Tuhan #34

Malam menjelang,
Saat alam fikirku mulai melayang
Dan muncul benih-benih kerinduan..

Tuhan,
aku sangat rindu
Rindu pada dunia,
Dimana aku tak perlu tersenyum atau bahkan tertawa saat bahagia
Dimana aku tak perlu menangis ketika sedih
Dimana aku bisa merasakan keadilan penguasa,
Dimana aku tak melihat lagi tipu muslihat
Dimana aku tak merasakan lagi kecewa
Dimana aku tak mengerti lagi makna pengkhianatan
Dimana aku tak melihat lagi keculasan
Dimana aku tak perlu berepot-repot lagi mengurusi birokrasi
Dimana aku tak melihat lagi tawar menawar
Dimana aku tak merasakan lagi penindasan
Dimana aku tak merasakan lagi kegelisahan
Dimana aku tak mengerti lagi makna persaudaraan.
Dimana aku bisa merasakan pedihnya siksa,
Dimana aku bisa merasakan nikmatnya kenikmatan
Dimana aku bisa merasakan ketenangan
Tanpa harta
Tanpa nafsu
Tanpa tahta
Dimana aku bisa merasakan kedamaian
Dimana aku tak mendengar lagi alasan
Dimana aku tak perlu berbelit kata
Dimana aku bisa melihat ketegasan
Dimana aku bisa Mendengar dendang syahdu nyanyian hati
Dimana aku tersenyum tanpa tendensi
Dimana aku bisa melebur dengan segala asma-Mu.

Tuhan,
Apakah dunia seperti itu ada?
Atau aku yang hanya tidak sabar menghadapi cobaan dari-Mu?

Tuhan,
Aku ingin ikuti apa yang Engkau mau,
Semoga kau memberi kekuatan untuk itu.

Tuhan,
Semoga Engkau tetap ada dihatiku,
Sampai Izrail Utusan-Mu mengambilku.
Aamiin.

Depok, 29 agustus 2013

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.