Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

Cerita

dalam desah aku bergumul lagi dengan mentari pagi, aku terlambat menyongsongnya sampai ia menyingsing, lelah tak terperi hanya karena bualan belaka, cerita itu tak akan menjadi legenda. terawang jauh kedepan tak terlihat bayang, hanya sedikit akal yang melayang, cerita-cerita naif itu, bualan belaka dari lembah bisu, sekarang termanis yang terbuang, tak terperi rasa tersisihkan, lama sudah sekitar bulan manis dihadapanku, hanya sedikit biru tertinggal di mataku.. Depok, 21 November 2012

Layaknya Alam

Aku bercerita pada alam pagi ini, bahwa aku memiliki kasih sayang seperti yang ia punyai, yang mengambang dan menari indah ditiap hari, kasih itu mengalir bagai air, kadang deras, kadang hanya menetes, tapi ia memberikan kesegaran pada dahaga kehidupan, Sayang itu seperti angin, ia tak pernah terlihat, tapi selalu mampu dirasa dan memberikan kesejukan, cinta yang ku punya seperti api, ia menyala untuk memberi kehangatan, mendamaikan dikala dingin menerpa, hati yang aku punya seperti salju abadi, memberikan kelembutan, serta rasa tentram yang menenangkan, tapi, tiba-tiba alam membisikkan sesuatu padaku, ia berkata, kadang air bisa menjadi bah dan menenggelamkan sesamamu, kadang angin bisa mengamuk dan menghancurkan segala yang kau rasa perlu, kadang api bisa membakar benda-benda yang kau kagumi, dan kadang salju bisa meleleh dan hilang begitu saja. aku terdiam, tak ada lagi yang kubanggakan, ya, hanya diam..

Ini rencana gue JULI 2013!!

Hari ini semua berjalan tidak sesuai rencana, serba tidak jelas, tapi entah kenapa sore tadi waktu kuliah matprog kepikiran lagi rencana untuk  backpacker keliling lombok, akhirnya gue memutuskan untuk mencoba menseriuskan rencana itu, mulai dari menyusun apa saja yang diperlukan untuk backpacker, seperti rute perjalanan, estimasi biaya perjalanan minimum (maklum mahasiswa :p ), tempat-tempat yang akan dikunjungi, estimasi waktu perjalanan, dan menentukan kapan waktu untuk menjalankan rencana ini. Dan akhirnya sehabis kuliah gue langsung pulang dan mulai buka laptop untuk browsing untuk mencai tahu informasi tentang Lombok. Akhirnya setelah sekitar 3 jam lebih gue browsing, gue berhasil merumuskan rencana dan seua estimasi dengan berpedoman dari para backpacker yang sudah lebih dahulu menjajah Lombok.   Oke, ini dia hasil dari rencana yang aku buat. ü   Perjalanan menuju Lombok (biaya dan kendaraannya) Kalo berangkat dari jakarta : o    Jakarta-Yogyakarta : naik kereta ap

Ibarat anak SD kelas satu langsung diajarin Integral.

Malam ini aku merasa menemukan kehidupanku yang dulu, kehidupan yang dipenuhi oleh kalimat-kalimat yang menyejukkan hati serta jagongan-jagongan yang bermakna. Ya, aku kembali menjadi kaum bersarung walau hanya sekedar nunut ngaji tanpa mukim. kenangan-kenangan lama tiba-tiba keluar begitu saja dalam benak ini, dan salah satu yang ingin aku share malam ini adalah tentang “ibarat”, kenapa “ibarat”? karena dengan menganalogikan suatu masalah, maka biasanya masalah itu menjadi mudah dan gampang diterima, ya ibarat kalau anak matematika mau menerjemahkan suatu permasalahan kedalam model matematis, selanjutnya ke algoritma sampai ke program. Tapi tenang aja, yang akan dibahas disini tidak akan serumit itu, aku cuma ingin mengibaratkan sesuatu supaya mudah diterima saja, insyaallah. Karena saya melihat banyak sekali teman-teman saya yang susah menerima karena penjelasannya susah, atau terjerumus dalam suatu pemikiran yang sebenernya belum saatnya, jadi ya semoga saja tulisan ini bisa membatu

Pemain Akrobat

aku seperti terkapar oleh roda kehidupan yang menggilasku, menepikanku pada akrobat-akrobat dipinggir jalan, yang membuat aku aneh dan menjadi bahan hiburan dan tertawaan, asal hati orang yang melihatnya senang, merka datang silih berganti, memintaku memainkan akrobat yang sama, yang mengocok perut, entah sebodoh apa yang aku lakukan, dan mereka juga tak tanggung-tanggung juga tak canggung-anggung untuk mengolok-olokku, serta melemparkan entah apa yang bisa ia lemparkan. asal hati mereka senang, karena mereka tak pernah tahu isi hatiku, atau memang ia tak mau tahu, asal mereka senang, menyaikitiku pun mereka tega, karena aku hanya pemain akrobat menurut mereka, yang tak pernah punya rasa, atau perasaan. hingga aku sekarang yang bertanya pada alam, siapa yang sebenarnya tak berperasaan? aku sang pemain akrobat ini atau mereka sang penonton? ah, tak perlu aku cari kebenarannya, aku hanya kaum marginal, sedangkan kebenaran hanya milik mereka yang punya masa.

Bayang Malam

Bayang malam mulai menghakimiku, Ia merasuk dalam setiap jengkal gelap yang ditemukan, Entah dalam pendaran cahaya bintang, Hingga bilik-bilik hati yang kerontang. Aku menanjak dan melihat beringasnya, Mencengkram setiap lentera yang ada disudut-sudut nadi, Mencoba mencari jalan ke kerongkongan, unuk keluar sebagai hembusan, tidak, sebagai semburan api amarahnya, Namun, limbung raga tak mampu goyahkan jiwa, Ia masih tetap menari bersama nurani, berdansa mesra, Mengikuti melodi-melodi permai yang dari tadi terdendang, Manis, Di pojok taman yang yang tak terekam bayang. Aku tetap masih berdiri, bersiap menulis lagi pada kehidupan yang putih, seperti sikap lembar putih tadi pagi, ia tetap putih, bersih, sebersih daun yang terbasuh embun pagi..

11/11/11-12

Bila sedikit resah telah hilang, meresap bersama air hujan kedalam tanah, aku menjadi sedikit terpukau akan bulan, yang menyerahkan ceritanya padaku, untuk aku tulis, untuk aku ceritakan kembali.. memori-memori yang sempat rusak mulai terangkai, memancarkan lagi kenangan indah dalam terik matahari, disambut pekat gelap, dan beriring bersamai derai angin. sungguh derai yang sejuk, nyamannya tentram abadi.. aku hafal sungging senyummu, masih sama seperti satu tahun lalu, sungging senyum yang terlampau manis untuk diabaikan, untuk aku, sang pungguk yang merindukan bulan. hari ini ku terduduk, terdiam, melayangkan akal, menembus alam fikir dalam duniamu..

Gundah

angin malam masih menggelitkku, menemaniku dalam kegundahan, aku termenung saat bulan berusaha hadir menyapaku, setelah badai yang memekatkan langit malam ini. aku terhenti, dalam dekapnnya.. aku hilang, bukan saat terkaan badai itu datang, tapi saat aku meliat bulan itu mulai datang. aku bukan pengecut seperti yang kau sangkakakan, aku hany mengikuti naluriku untuk mengalir, seperti dahan yang jatuh dan terapung terbawa aliran sungai.. depok, 7 november 2012

jejak sore

aku masih dipeluk angin, dalam sisa-sisa rintik hujan yang menghiasi sore, menghilangkan semburat jingga di ufuk barat, sebagai tanda keperkasaan malam yang pekat, rindu ini menderu pada dinding-dinding putih, yang kosong.. tapi sebagian manusia mnamakannya : Kedamaian.. cerita ini berlalu, cerita itu pun pasti akan berlalu, terkubur wangi melati yang sedang mekar, atau terbang oleh asap kendaraan yang lalu lalang. bongkah-bongkah tanah yang tadi siang keras, mulai lembek dan becek. meninggalkan jejak yang akan terlihat, sampai esok hari..

Karena Aku Sekarang adalah Kayu Kering

jika kau kembali, dan menjadi sepercik api lagi, jangan pernah mencariku, karena aku sekarang adalah kayu kering, rapuh, dan mudah terbakar, jika kau kembali, dan menjadi setetes air lagi, jangan pernah mencariku, karena aku sekarang adalah kayu kering, rapuh dan mudah hancur oleh air, jika kau kembali, dan menjadi angin lagi, jangan pernah mecariku, karena aku sekarang adalah kayu kering, rapuh, dan mudah patah jika tertiup. jika kau kembali, dan menjadi matahari lagi, jangan pernah mencariku, karena aku sekarang adalah kayu kering, rapuh, dan mudah gersang, aku bukanlah kayu yang dulu  lagi, kayu yang pernah kau suburkan dengan abumu, kayu yang pernah kau tumbuhkan dengan airmu, kayu yang pernah kau kuatkan dengan tiupan-tiupan anginmu, kayu yang pernah kau besarkan dengan cahaya mataharimu, tapi, aku masih kayu yang sama, yang menyayangimu dalam diam, dalam derit setiap retak kerapuhanku.. depok,5 november 2012

Kau

saat ku mulai lepas lagi diriku pada alam, kau menyambut dengan begitu riang, kau suruh angin menerimaku dengan tarian sunyi, kau silahkan air bernyanyi dengan melodi gemerciknya, kau biarkan api menari-nari sebagai lambang pertemuan, kau biarkan matahari menyediakan karpet cahaya untuk kulewati kau sambut aku dengan segala melodi itu, kau komposisikan dengan sangat indah, mendayu, membawaku terbuai pada simphoni yang kau ciptakan. termakasih.. kaulah manusia yang tak pernah mengeluh padaku, kaulah kebisingan yang menerimaku dalam diam, kaulah pendegar yang budiman atas semua celotehku, kau hebat, kau indah, kau mengagumkan.. jika aku bisa mengendalikan alam, maka akan aku haturkan sebuah komposisi yang lebih indah, besama semua ketulusanmu untuk ikut menjawai, dan mendendang menggeterkan nurani yang mati..