Assalamu'alaikum hati yang tenang, kaifal khaluk ya Cholilulloh? lama mungkin aku yang munafik dan rendah ini tak menyapa engkau, terlalu banyak urusan dunia yang membuatku, hamba sahaya ini lupa untuk menyapamu walau hanya dalam bentuk wirid. kiriman fatihah-fatiha juga semua tawassul yang dulu diajarkan oleh pecintamu yang sejati telah terkikis oleh lingkungan dan arogansi yang tak terbendung lagi dalam hati lemah yang ku punya ini. Sudah sangat lama sepertinya, hingga hatiku benar-benar gersang dan tak dapat merasa peka, dan sudah terlalu banyak sepertinya maksiat menutup kejernihan hati, titik itu tak lagi kecil, titik hitam itu sudah berubah jadi kerak yang keras dalam hati ini, wahai kekasih Allah. aku seperti tak kenal waktu lagi. loncat sana loncat sini, logika sana logika sini, mikir itu mikir ini, sudah layaknya filsuf gagal berlogika saja. ah, malu aku sebenarnya menulis surat ini. tak hanya itu, aku juga sering pusing sekarang, karena kepalaku sudah mengurangi s
ada makna di setiap langkah dan kata