Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2013

Beribicara dengan Tuhan #21

sedikit kesunyai mulai terungkap oleh cahaya, percik-percik embun itu juga memberi sedikit denting dari tabunya alam, lalu sedikit senyum melebar, menjadi sedikit onggokan daging yang bermakna. parau empat malam ini terkesiap, tabir terbuka sedikit demi sedikit, tak lagi menutupi keagungan Tuhan, sampai puing-puing taubat dari sang hati kembali ingin menyatu, merpati bersih itu kemudian mengepakkan sayapnya, berkeliling sembari menyenandungkan lagu rindu pada sang nabi, berlanjut pada dzikir pada sang Esa, seperti membimbing hati yang mulai tertata. sang pasukan langit pun turun lalu dudk melingkari seperti gambaran terbang sang merpati, mereka mengumandangkan beribu puja dan puji pada sang Khaliq, memeriahkan alam. dan tiba-tiba riuh rendah itu bertambah. ternyata partikel-partikel batu mulai ikut berputar dan dzikir, daun bergoyang-goyang mengucapkan Laa ilaha illallah.. serta angin menghembuskannya seperti seruan untuk mengikuti, alam bertahlil, pasukan lan

Mencoba Memaknai Sabar dan Ikhlas

sabar dan ikhlas, dua kata yang mudah terucap oleh mulut tapi sangat susah dijalani, apalagi diresapi oleh hati.. kesabaran dan keikhlasan kita sebagai makhluk, sebenarnya adalah hakikat kehambaan kita kepada Tuhan, tanpa dua hal itu, kita berarti masih mengingkari Qada dan Qadar Tuhan, coba kita bertanya pada mulut kita, berapa kali dalam sehari mengucapkan dua kata itu? lalu selanjutnya bertanya pada diri kita, berapa kali kita mengamalkan dua kata itu. lalu bertanyalah pada hati yang paling dalam, berapa kali kita merasakan dan menghayati dua kata itu. dua kata itu bermakna ketauhidan, dua kata itu bermakna tujuan kita hidup didunia, dua kata itu bermakna alasan kita hidup didunia, dua makna itu bermakna hati kita adalah yang utama, selama kesabaran dan keikhlasan masih kita umbar dari mulut, selama itu pula hati tak bisa merasakannya, dan raga tak bisa mengamalkannya. biarlah mulut hanya sebagai penuntun hati kita sendiri saja, yang akan menuntun pada diri

Berbicara Dengan Tuhan #20

Tuhan, dunia ini sepertinya mulai membelenggu, dengan semau tipu daya yang megah, riuh, dan tak jarang memberikan gairah. aku mulai terpukul mundur, imanku serasa tak lagi membaur, setan berteriak dan malaikat kabur, Tuhan, sebenarnya makhluk seperti apa yang kau namakan uang itu Tuhanku? kenapa semua orang, dan termasuk aku, tergila-gila untuk mendapatkannya, tak peduli riuh rendahnya iman, tak peduli banyaknya rintangan halal subhat, bahkan haram. Tuhan, sepertinya kayu kering lapuk itu masih lebih kuat dari hatiku, daun kering itu juga lebih kuat dariku, aku tak tahu, jika nanti tiba-tiba cobaan menerpaku, hanya kekuatan-Mulah yang sejati, yang memberi nafas pada gerak langkang ini. Depok, 25 Maret 2013

Racun Hati

sepertinya racun ini sudah begitu parah menjalar pada setiap sendi, menelisik tak tentu arah pada celah-celah sempit ronga yang kosong tak terisi, aku takut racun ini masuk dala rongga hati yang suci, yang menembus sifat kehambaanku. aku sebenarnya sudah menyadari racun ini lama bersemayam dalam tubuhku, tapi sepertinya aku tak mau menyadari, atau lebih tepatnya tak mau sadar kalau aku sedang diserangnya, sekarang saat aku tersadar, dan mau menyadari, seperti sudah menyatu dengan darah, tak hanya darah, saat aku menangis, racun itu keluar juga bersama air mataku, aku tak tahu, apakah ia juga bisa menyerang dan merusak sendi-sendi? atau bahkan merasuk tulang dan menghabiskan sum-sumnya? tapi racun ini benar-benar-benar menyiksaku.. racun yang seperti candu ini membiarkanku sedikit senang, lalu setelah itu membiarkanku meratapi seribu penyesalan, tidak, tidak hanya seribu, tapi berjuta-juta. aku tak ingat lagi kapan racun ini mulai masuk dalam tubuhku, menelusup da

kosong

sejenak aku melirik jam doraemonku, aku sedikit tersadar, 3 malam ini adalah malam yang paling berantakan yang pernah ada. malam yang lebih buruk dari tidur panjang, malam yang lebih buruk dari tidur 3 menit. malam yang sangat tidak produktif, kosong, hampa dan tanpa kehambaan sedikitpun pada Sang Pencipta malam. entah setan mana lagi yang merasuk dalam tubuhku, atau jangan-jangan, aku ini yang telah menjadi setan atas diriku sendiri? aku merasa 3 malam ini seperti zombie, tak berperasaaan, tak berkepentingan, tatapan kosong, dan tentunya tidak produktif. selamat malam.

Untukmu yang Tertekan

selamat pagi dunia, selamat pagi para pencari ridha Tuhan, selamat pagi untuk semua makhluk yang telah diciptakan Tuhan, dan selamat pagi untukmu yang spesial. hari ini sebenarnya biasa-biasa saja, tapi entah kenapa tiba-tiba manis dengan semua kenangan yang menjadikan kita seperti terjatuh lagi dalam lubang yang sama, kenangan yang membuat rnidu ini menjadi milik kita, atau bahkan bukan hanya milik kita, tapi milik semua alam semesta. disini sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu padamu, pernahkah kamu sejenak melepaskan semua beban yang memberatkanmu sehingga hatimu menjadi bungkuk dan tertekan? pernahkah mencoba menikmati semilir angin yang bisa memabawamu keseberang dunia yang belum pernah kau kunjungi? pernahkan sejenak merasakan hangatnya pelukan mentari pagi disaat semua orang sibuk untuk memulai aktivitasnya? atau pernahkan kau mencoba menikmati rintik hujan yang datang seperti segerombol tentara yang akan melakukan ekspansi? aku selalu berharap kau menjawabnya dengan kata &qu

#NglanturPagi

indonesia ini butuh apa sebenarnya? rakyatnya juga butuh apa? Perubahan? sudah banyak perubahan walaupun entah berubah kemana.. demokrasi? negeri ini sudah sangat demokratis. diayomi? sepertinya subidi juga sudah sangat mengayomi. hm, serba susah, sepertinya mereka itu butuh perut beduknya terisi, nggak peduli apa itu perubahan, demokrasi, dll. semua itu cuma diteriakkan sebagai kedok untuk mengisi perut masing-masing.. dan indonesia butuh kasih sayang, tidak hanya dirusak dan dijajah.. :) #NglanturPagi rakyat negeri ini lagi seneng-senengnya nyari duit, makanya semua hal dilakukan untuk dapat duit, nggak peduli halal, subhat, atau bahkan haram, seperti nggak percaya Tuhan itu Maha Kaya dan Adil dalam membagi rizqi.. #NglanturPagi negeri ini lagi diserang virus bingung sepertinya, sampai-sampai semua masyarakat bingung, mana yang menegakkan syariat mana yang preman, mana yang korupsi mana yang ustadz, mana yang pengaman masyarakat mana yang pengaman "sampah"

Setitik Cahaya di Hati

Sore ini gemerlap semburat mega merah dilangit teriring manis menutup hari raya nyepi bagi pemeluk agama hindu di Indonesia, dan tahun baru cakra ke 1935. selamat bagi yang sedang menjalankan. Hari ini aku merenung dan berserah penuh seluruh hingga secercah cahaya terang nampak dalam kelebat hati yang pekat, hati yang telah bertahun-tahun lamanya berada dalam kegelapan. Jika aku harus melihat bagaimana perjalanan hati nin dimasa lalau, aku melihat begitu banyak kelalaian, kemunafikan, kemaksiatan, kehinaan kebohongan dan keserakahan yang selalu tersusun rapi dalam antrian untuk melubangi dan menggelapkan hatiku. Tak hanya itu, pembenaran terhadap segala bentuk ke-iri-an, kedengkian dan perilaku-perilaku syubhat telah benar-benar membuat hati yang lemah ini hitam dan tak bercahaya sedikitpun. korelasinya pun positif denga ibadah yang dilakukan, malas, sok pintar, dan merasa seperti dikejar sesuatu sehingga lebih cepat dari laju jet yang lepas landas untuk pergi ke medan perang. Ah,

Berbicara dengan Tuhan #19

Tuhan, sepertinya aku melihat dajjal dimana-mana. di dunia ini, di negeri ini, di sebagian umat beraga disini, dan mirisnya pada diriku sendiri.. Entah ini sebuah pertanda, atau hanya sebuah uraian nyanyian setan dalam hati yanga keras, aku melihatnya, aku merasakannya, kebingungan antara yang haq dan yang batil, kemerdekaan antara yang bebas dan bablas,, Tuhan, apa benar yang aku lihat ini? atau hanya fatamorgana? aku lihat sifat-sifat dajjal dalam kehidupan sekarang, yang menyalahkan sesuatau yang haq, dan membenarkan sesuatu yang bathil. Tuhan, sekarang banyak yang mengaku menjadi pewaris Nabi, tapi saling mengkafirkan dan membenci, saling bertentangan satu sama lain, dan hamba-Mu yang lemah ini bingung, mana yang pewaris nabi dan mana yang tangan kanan dajjal.. Tuhan, jika benar sekarang dajjal sudah dimana-mana, mohon lindungi diriku dengan Rahmat-Mu, aku tak pernah ingin mengaharap imbalan atas ibadahku, karena aku tahu, ibadahku tak pernah sempurn

Negeri

cerita masih mengalir dalam kecantikan sanubari mengayuh sebuah rasa berdebar-debar dalam dada penggugah jiwa yang lama mati dari sebuah negeri kenama di masa jaya dulu negeri ini bukan negeri kuli kami memang petani, tapi kami mempunyai nyali negeri ini dulu  negeri fakir dan sekarangpun masih fakir, fakir harta, fakir ilmu, dan fakir kepercayaan, tapi negeri ini punya sejarah yang membanggakan, yang membangkitkan semangat untuk belajar.. di negeri ini aku terlahir, di tanah yang gemah ripah loh jinawi, di negeri ini pula aku belajar, bejar menghargai dan toleransi.. sayang negeri ini sekarang mengalami krisis hebat, tak hanya krisis finansial, tapi juga krisis moral, krisis kepercayaan, krisis pemimpin berhati baja.. negeri ini tetap megah dihatiku, yang tak pernah megah adalah para koruptor yang biadap. mereka merubah negeri yang seperti taman ini, menjadi kandang busuk yang tak pernah di bersihkan..

Kesunyian

Malam begitu sunyi, sayup-sayup angin menerpa siluet wajah yang remang oeh lampu kamar. Tapi dalam kesunyian ini bukan suara jangkrik yang aku dengar seperti waktu kecil dulu, aku hanya mendengar desah angin dan sesekali suara kendaraan yang melintas. Langit sepertinya sedang sehati dengan bumi, ia juga tak menampakkan bulan setengahnya, pun juga dengan bintang-bintangnya, semua terasa benar-benar pekat hingga tak bia dibedakan antara sepi dan kedamaian. Aku masih terduduk di depan pintu kamar dan menghadap ke langit yang pekat, sunyi, sepi, dan sendiri. Aku mengartikannya sebagai sebuah kekosongan, bukan lagi kedamian. Bagiku kedamaian adalah ketika aku berbagi cerita, aku tersenyum, tertawa, atau bahkan menangis bersama orang-orang yang aku sayangi, atau ketika aku bermunajat, bersimpuh, dan meminta kepada Tuhanku. Dan kedamaian itu tidak berharga, karena kita tidak bisa membelinya. Dia akan datang ketika dia mau dan hati kita mau menerimanya. Sedangkan yang aku rasakan adalah keko

Mari Berkenalan dengan Hati Kita

Bagiku, cuaca pagi selalu bergantung pada suasana hati, karena tak ada masalah hujan jika suasana hati masih semangat. tapi, secerah apapun pagi, kalau susana hati sudah tidak bagus, maka untuk bangun, melihat kedatangan mentari dan merasakan kehangatnnya saja akan sangat susah dan berat. memang, organ tubuh yang satu ini sangat berpengaruh besar pada kehidupan pemiliknya. Hati, sebuah gumpalan darah yang secara biologi kalau nggak salah itu sebagai tempat penawar racun dalam tubuh kita. Walaupun hanya segumpal darah dari segempal badan manusia, tapi kalau tidak ada hati mungkin kita sudah lama keracunan. Ya itu kalau secara biologi, kalau secara ruhiyah, hati itu pusat dari segala bentuk kebaikan dan keburukan yang kita lakukan, tempat dimana niat tertancapkan dan terucapkan. Jadi kalau ibarat rumah, hati itu tempat membuat pondasinya, dan perbuatan itu bangunannya. sampai-sampai tokoh paling agung dalam agama islam, yaitu Nabi Muhammad SAW bersabda kurang lebih begini " baik b

Bebicara dengan Tuhan #18

Tuhan, aku baru tahu cara dunia membutakanku, atau sebenarnya aku sudah tahu dari dulu? tapi cuma aku saja yang taidak sadar? Tuhan, yang nyata tampak semu, yang semu itulah nyata, benarkah itu muslihat iblis yang Kau laknat? atau hanya pemikiranku karena keputus-asaan? Tuhan, ingin sesekali aku datang pada-Mu pada saat yang tenang, pada saat matahari terbit dengan megah, embun mulai terbang dengan senyumnya, daun-daun bergoyang menarikan dzikir untuk-Mu dan burung berkicau menembangkan kidung rindu pada-Mu, Tapi kenapa berat sekali Tuhan? apakah memang ada sekat diantara muslihat setan dan ketentraman hati? atau karena racun iblis telah benar-benar merasuk dalam hatiku? mengubah rindu menjadi ratap, mengubah cinta menjadi nafsu, mengubah ibadah menjadi kesombongan, mengubah senyum menjadi kemenangan, dan mengubah murung dalam kehinaan. Tuhan, aku terkatung lagi dalam kefanaan dunia. mohon tetapkan hatiku, dalam taat kepada-Mu dalam jalan-Mu. Aamiin..

Indonesiaku

Indonesiaku, betapa murah hatinya engkau, masih terus memberikan tempat untk para bedebah pemakan darah itu, indonesiaku, kau tak pernah layu dalam semangatmu, kau bangkitkan pemudamu, walau kau tahu, sama saja, saat tua idealisme mereka terlucuti oleh kebutuhan sandang pangan, Indonesiaku, aku masih mencoba meraba, sejauh mana rakyat ini mencintaimu, mereka tak memaknaimu lagi, mereka menjajahmu, entah tanpa sadar atau mata yang terbuka lebar, atas nama agama mereka merusakmu, atas nama egoisme mereka merusakmu, atas nama perdamaian merek merusakmu atas nama keindahan mereka merusakmu.. Indonesiaku, jangan menangis dulu, aku akan berusaha memelukmu..

Borok-Borok Berdasi

alunan melodi-melodi itu menderu, tak membuat sedenting nadapun yang merdu, semu terdengar kosong, hampa, mengalir dari sudut sepi ke luas kekosongan. guratan wajah yang mendengar mulai mengerucut, seperti terlempar dari semua dunia manisnya lalu mereka mencoba bangun, karena mimpi saat ini dikiranya, borok-borok berdasi itu begitu bedebah, memangkas mimpi-mimpi dengan senyum sinis, atau membiarkan badai bencana menenggelamkan yang akan maju, lalu terbahak-bahak diatas lautan uang-uang kotor.. meeka berteriak konspirasi dengan konspirasi, mereka memberantas nepotisme dengan kong kalikong, mereka memenjarakan koruptor untuk teman ngopi dan berlibur, mereka memberikan bantuan dengan pajak hasl keringat rakyat yang diberi bantuan. kotor tangannya keluar dari saku-saku haram dicelananya, tak peduli agama dan keyakinan dijualnya, sampai Tuhanpun tak luput dari barang dagangan. oh, borok-borok berdasi.. singkirkan dasimu, biarkanlah rakyat mengobati borokmu dinege