Skip to main content

Untukmu yang Tertekan

selamat pagi dunia, selamat pagi para pencari ridha Tuhan, selamat pagi untuk semua makhluk yang telah diciptakan Tuhan, dan selamat pagi untukmu yang spesial. hari ini sebenarnya biasa-biasa saja, tapi entah kenapa tiba-tiba manis dengan semua kenangan yang menjadikan kita seperti terjatuh lagi dalam lubang yang sama, kenangan yang membuat rnidu ini menjadi milik kita, atau bahkan bukan hanya milik kita, tapi milik semua alam semesta.

disini sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu padamu, pernahkah kamu sejenak melepaskan semua beban yang memberatkanmu sehingga hatimu menjadi bungkuk dan tertekan? pernahkah mencoba menikmati semilir angin yang bisa memabawamu keseberang dunia yang belum pernah kau kunjungi? pernahkan sejenak merasakan hangatnya pelukan mentari pagi disaat semua orang sibuk untuk memulai aktivitasnya? atau pernahkan kau mencoba menikmati rintik hujan yang datang seperti segerombol tentara yang akan melakukan ekspansi? aku selalu berharap kau menjawabnya dengan kata "SERING" atau paling tidak "pernah", karena sebenarnya aku selalu merasa iba melihatmu terus terkungkung dan tertekan oleh semua sistem yang sebenarnya tidak harus kau ikuti. kenapa? karena kau adalah manusia merdeka sepertiku, seperti manusia-manusia lainnya juga. masa' sebagai manusia yang berakal, kemerdekaan kita kalah dengan elang yang menjelajah angkasa? atau rubah yang berkeliaran kesana kemari, atau tupai yang meloncat dari pohon satu kepohon yang lain?

memang kadang cita-cita dan belenggu itu bedanya tipis, setipis selaput kulit ari. Tapi, walaupun tipis, kulit ari itu tetap ada. bolehlah kita mengejar cita-cita, tapi jangan terlalu dipaksakan hatimu untuk mencapainya. hiduplah dengan bebas, biarkan angin menerbangkan cita-cita seperti layang-layang kita, dan kita tinggal menarik ulur layang-layang itu supaya tetap gagah diatas sana, atau mau kau gapai untuk kau bawa pulang.

kawan, jangan sampai hatimu tertekan dan memberontak, berilah ia sedikit nafas segar untuk berimprovisasi..

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.