sabar dan ikhlas,
dua kata yang mudah terucap oleh mulut
tapi sangat susah dijalani,
apalagi diresapi oleh hati..
kesabaran dan keikhlasan kita sebagai makhluk,
sebenarnya adalah hakikat kehambaan kita kepada Tuhan,
tanpa dua hal itu,
kita berarti masih mengingkari Qada dan Qadar Tuhan,
coba kita bertanya pada mulut kita,
berapa kali dalam sehari mengucapkan dua kata itu?
lalu selanjutnya bertanya pada diri kita,
berapa kali kita mengamalkan dua kata itu.
lalu bertanyalah pada hati yang paling dalam,
berapa kali kita merasakan dan menghayati dua kata itu.
dua kata itu bermakna ketauhidan,
dua kata itu bermakna tujuan kita hidup didunia,
dua kata itu bermakna alasan kita hidup didunia,
dua makna itu bermakna hati kita adalah yang utama,
selama kesabaran dan keikhlasan masih kita umbar dari mulut,
selama itu pula hati tak bisa merasakannya,
dan raga tak bisa mengamalkannya.
biarlah mulut hanya sebagai penuntun hati kita sendiri saja,
yang akan menuntun pada diri untuk melakukannya.
sabar dan ikhlas benar-benar butuh pasrah dan seluruh.
tak ada lagi prasangka buruk pada Tuhan,
tak ada lagi kata seandainya, misalkan, seumpama, dan semua andai-andai yang mengandai,
semua akan luput pada lebur pada kemurnian,
fitrah hati ketika kita dilahirkan,
dan ketika nanti kembali,
semoga Allah memberi kekuatan untuk mengamalakn kedua kata keramat itu,
aamiin,,
Depok, 25 Maret 2013
dua kata yang mudah terucap oleh mulut
tapi sangat susah dijalani,
apalagi diresapi oleh hati..
kesabaran dan keikhlasan kita sebagai makhluk,
sebenarnya adalah hakikat kehambaan kita kepada Tuhan,
tanpa dua hal itu,
kita berarti masih mengingkari Qada dan Qadar Tuhan,
coba kita bertanya pada mulut kita,
berapa kali dalam sehari mengucapkan dua kata itu?
lalu selanjutnya bertanya pada diri kita,
berapa kali kita mengamalkan dua kata itu.
lalu bertanyalah pada hati yang paling dalam,
berapa kali kita merasakan dan menghayati dua kata itu.
dua kata itu bermakna ketauhidan,
dua kata itu bermakna tujuan kita hidup didunia,
dua kata itu bermakna alasan kita hidup didunia,
dua makna itu bermakna hati kita adalah yang utama,
selama kesabaran dan keikhlasan masih kita umbar dari mulut,
selama itu pula hati tak bisa merasakannya,
dan raga tak bisa mengamalkannya.
biarlah mulut hanya sebagai penuntun hati kita sendiri saja,
yang akan menuntun pada diri untuk melakukannya.
sabar dan ikhlas benar-benar butuh pasrah dan seluruh.
tak ada lagi prasangka buruk pada Tuhan,
tak ada lagi kata seandainya, misalkan, seumpama, dan semua andai-andai yang mengandai,
semua akan luput pada lebur pada kemurnian,
fitrah hati ketika kita dilahirkan,
dan ketika nanti kembali,
semoga Allah memberi kekuatan untuk mengamalakn kedua kata keramat itu,
aamiin,,
Depok, 25 Maret 2013
Comments
Post a Comment