lama aku terdiam,
melihat geming dedaunan tertiup angin
yang memantulkan sinar lampu-lampu jalan,
sembari menengadah,
aku memandangi beribu gemintang
yang tak surut oleh awan-awan tipis malam,
kau tahu apa yang aku tunggu,
kedip gemintang kawan,
aku hanya bisa menunggu,
bertanyapun hanya pada hatiku,
kenapa bintang tak mau berkedip-kedip lagi setiap detiknya,
seperti dulu,
saaat semua alam tersenyum memandangku,
tiba-tiba badanku lemas,
himmah dalam diriku kandas,
aku terpukur,
terduduk, dan sekarang menunggu.
melihat geming dedaunan tertiup angin
yang memantulkan sinar lampu-lampu jalan,
sembari menengadah,
aku memandangi beribu gemintang
yang tak surut oleh awan-awan tipis malam,
kau tahu apa yang aku tunggu,
kedip gemintang kawan,
aku hanya bisa menunggu,
bertanyapun hanya pada hatiku,
kenapa bintang tak mau berkedip-kedip lagi setiap detiknya,
seperti dulu,
saaat semua alam tersenyum memandangku,
tiba-tiba badanku lemas,
himmah dalam diriku kandas,
aku terpukur,
terduduk, dan sekarang menunggu.
Comments
Post a Comment