Skip to main content

Rapuh

Purnama di bulan Ramandhan sudah begitu dekat, tinggal menunggu beberapa malam lagi untuk melihatnya. angin beredisi pelan diluar, sisa-sisa rintik hujan masih menyisakan bau tanah yang lama tak terkena angin. Aku masih tertegun menghadapi semua yang ada di depanku.

Setengah perjalanan sudah hampir aku lewati, dan aku masih tetap sama seperti ini. Bayang-bayang masa lalu datang lagi bagai segerombolan gagak yang diundang oleh bau busuk bangkai, mereka terbang cepat sambil berteriak-teriak, sungguh teriakan yang memekakkan telinga. Begitu juga dengan masa lalu yang suaranya masih terngiang-ngiang memekakkan hati. Tepat satu tahun yang lalu aku berjanji ingin merubah gaya belajarku, dan sekarang masih sama, hanya sedikit kemajuan dan itupun jauh dari target sebenarnya. sekarang semuanya ada di persimpangan jalan, kemana ingin melangkah disana terlihatlah gelap. Ah, entahlah..
Apakah benar aku ini seperti bangkai yang siap dicabik-cabik oleh segerombolan gagk dari masa lalu itu? Serapuh itukah?

Comments

  1. Kamu adalah apa yang kamu pikirkan. Berpikirlah kamu bisa, kuatlah, dan berusahalah...
    Jangan merasa segalanya sia-sia, bukankah orang yang mampu berjalan 1000 langkah juga dimulai dari satu langkah? Semangat :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.