tak kaget jika tiba-tiba aku berbicara "lalu", karena sesungguhnya ku telah memulai semua yang kau katakan itu. hanya saja mungkin aku tak mengerti kalau yang sebenarnya telah kau cita-citakan itu telah aku jadikan laku dan renungan. singkatnya ketika aku bertanya "lalu" apa? berarti aku masih respek untuk mendengarkanmu sebagai pengingatku. Mungkin ini adalah sebuah kesombongan yang terasa dibuat-buat, tapi ini semua kulakukan untuk menutupi semua nostalgia indah yang pernah kita lalui pada derit pintu, bersama hembus angin dan rindang seluruh pephonan yang mau menemani dan menjadi saksi, belum lagi jika kita ingat malam-malam yang telah memberikan waktu pada rindu ini untuk terus membara, malam yang dingin, serasa ingin dihangatkan oleh kobaran rindu yang kita ciptakan.
Ini tidak sekedar tentang kata "lalu" yang mudah diartikan tentang masa yang sudah kita lewati, ini adalah tamparan untuk masa depan, "lalu" yang bertanya apa selanjutnya. kau harus tahu itu, karena rindu yang kau bakar bersama hatiku ini telah membekaskan luka yang tak terasa sakit tapi tetap ada, dia hanya sesekali menampakkan bahwa hati ini sudah cacat terbakar. tapi aku tidak menyalahkan kau seluruhnya, aku hanya berkata bahawa aku yang telah salah, berani bermain api pada hatiku sendiri.
ah, memang kata "lalu" tak semudah yang terucap, dan maknanya tak sedangkal hanya menunjukkan waktu, tapi kenangan dan mimpi-mimpi ada semua pada makna itu. jika kau rindu kau boleh mengucapkan "lalu" ini pada alam, dan ketika kau merencanakan masa depan, kau juga boleh bertanya pada hatimu "lalu" apa yang harus aku lakukan?
"Lalu"? masihkah kau berdiam dengan semua masa "lalu"mu, atau kamu bingung dengan tanya "lalu" untuk masa depanmu? mari berdiam sejenak, renungkan, "lalu" laksanakan..
Depok, 2 Juni 2013
Ini tidak sekedar tentang kata "lalu" yang mudah diartikan tentang masa yang sudah kita lewati, ini adalah tamparan untuk masa depan, "lalu" yang bertanya apa selanjutnya. kau harus tahu itu, karena rindu yang kau bakar bersama hatiku ini telah membekaskan luka yang tak terasa sakit tapi tetap ada, dia hanya sesekali menampakkan bahwa hati ini sudah cacat terbakar. tapi aku tidak menyalahkan kau seluruhnya, aku hanya berkata bahawa aku yang telah salah, berani bermain api pada hatiku sendiri.
ah, memang kata "lalu" tak semudah yang terucap, dan maknanya tak sedangkal hanya menunjukkan waktu, tapi kenangan dan mimpi-mimpi ada semua pada makna itu. jika kau rindu kau boleh mengucapkan "lalu" ini pada alam, dan ketika kau merencanakan masa depan, kau juga boleh bertanya pada hatimu "lalu" apa yang harus aku lakukan?
"Lalu"? masihkah kau berdiam dengan semua masa "lalu"mu, atau kamu bingung dengan tanya "lalu" untuk masa depanmu? mari berdiam sejenak, renungkan, "lalu" laksanakan..
Depok, 2 Juni 2013
Comments
Post a Comment