kutunda kucuran air wudlu membasuh muka,
karena
tiba-tiba pohon mengajakku berbincang,
mendebatkan tentang angin yang tak terlihat tapi terasa,
tapi sore ini sedikit lebat,
seperti mau mengoyak semua isi batang sang pohon,
Saat sakral menjadi jarak antar logika,
semua terkayuh pada sami'na wa atha'na,
ini bukan tentang tadzim sepertinya,
tapi lebih karena tidak mengerti..
lalu,
apa pantas aku hentikan cacian pohon itu?
iya berkoar-koar seperti tadi karena kesal hidupnya hampir saja diakhiri,
jadi wajarlah,
tapi?
bagaimana kalau anak-anak mendengar segala serapah itu?
kata orang tua zaman dulu kan tidak boleh,
tapi apa peduli?
mereka malah sekarang lebih pintar berserapah.
sepertinya katupan rindu pohon pada kedamaian angin telah menjalar dalam tubuhnya,
sampai ke akar paling ujung.
sampai semua serapah itu datang,
ah..
memang terlalu banyak alasan untuk mencari sebab serapah.
tak pelak orang-orang bodoh itu menghakimi sendiri,
semua yang tak sama dikata salah,
dengan atas nama suci mereka merusak,
lihatlah, pohon pun tak sebodoh itu,
ia berserapah dengan beribu alasan, tak seperti kau,
lihatlah,
lihatlah dengan air wudlu,
supaya lebih jernih wajah dan pikirmu.
Depok, 7 mei 2013
karena
tiba-tiba pohon mengajakku berbincang,
mendebatkan tentang angin yang tak terlihat tapi terasa,
tapi sore ini sedikit lebat,
seperti mau mengoyak semua isi batang sang pohon,
Saat sakral menjadi jarak antar logika,
semua terkayuh pada sami'na wa atha'na,
ini bukan tentang tadzim sepertinya,
tapi lebih karena tidak mengerti..
lalu,
apa pantas aku hentikan cacian pohon itu?
iya berkoar-koar seperti tadi karena kesal hidupnya hampir saja diakhiri,
jadi wajarlah,
tapi?
bagaimana kalau anak-anak mendengar segala serapah itu?
kata orang tua zaman dulu kan tidak boleh,
tapi apa peduli?
mereka malah sekarang lebih pintar berserapah.
sepertinya katupan rindu pohon pada kedamaian angin telah menjalar dalam tubuhnya,
sampai ke akar paling ujung.
sampai semua serapah itu datang,
ah..
memang terlalu banyak alasan untuk mencari sebab serapah.
tak pelak orang-orang bodoh itu menghakimi sendiri,
semua yang tak sama dikata salah,
dengan atas nama suci mereka merusak,
lihatlah, pohon pun tak sebodoh itu,
ia berserapah dengan beribu alasan, tak seperti kau,
lihatlah,
lihatlah dengan air wudlu,
supaya lebih jernih wajah dan pikirmu.
Depok, 7 mei 2013
Comments
Post a Comment