Skip to main content

Jalan Singkat

saat ku rindu pada malam kau dengungkan sedikit nyanyian yang lama ku ingin dengar,
aku seperti melihat kedamaian yang abadi pada hati yang hilang
seperti menepi dari pelayaran maha panjang nan melelahkan,

aku risau saat rindu ini tiba-tiba terjawab olehmu,
aku seperti menerima hadiah yang selalu kudambakan, 
tapi aku tak pernah berani memilikinya,
bukan karena takut, 
tapi merasa tak pantas memilikinya, 

lalu kau dekap aku, 
sebagai pertanda hati itu benar adanya..
aku seperti kesurupan, 
aku seperti ditengah-tengah, 
antara ingin menghindar atau ingin bahagia.
benar-benar tak percaya dengan semua ini..

lalu kicau burung mengiringi kita terbang pada semua masa lalu yang sama,
tidak, 
tak hanya burung, tapi deru mobil juga mengiringinya.
disitulah kau genggam semua hatiku, 
kau biarkan hatiku menari, 
dan kita menikmatinya.

lalu, saat aku harus sendiri lagi, 
setelah jalan singkat ini selsai
ku benar-benar kejang merindu.
berharap kau datang lagi disaat aku seperti tak lebih tinggi dari tanah saat ini

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.