kuintip jendela yang mengalirkan cahaya,
ku lihat angin begitu ramai,
berbagi canda tawa bersama dedaunan dan dahan pohon,
apakah aku iri?
sepertinya begitu,
dalam gelap aku hanya bisa menikmati,
tanpa bisa memiliki,
lalu kualihkan pandanganku pada gemericik sungai,
betapa merdunya ia bersenandung dengan bebatuan
aku menikmati alunananya,
betapa damai yang terasa.
apakah aku iri?
sepertinya begitu,
dalam gelap aku hanya bisa menikmati,
tanpa bisa memiliki,
lalu,
saat kau datang
mengajakku
beradu derai tawa dengan angin dan pohon
beradu alunan indah dengan air dan bebatuan,
aku tak pernah iri lagi,
karena aku bisa memeliki semua.
Wonosobo, 8 Juli 2013
ku lihat angin begitu ramai,
berbagi canda tawa bersama dedaunan dan dahan pohon,
apakah aku iri?
sepertinya begitu,
dalam gelap aku hanya bisa menikmati,
tanpa bisa memiliki,
lalu kualihkan pandanganku pada gemericik sungai,
betapa merdunya ia bersenandung dengan bebatuan
aku menikmati alunananya,
betapa damai yang terasa.
apakah aku iri?
sepertinya begitu,
dalam gelap aku hanya bisa menikmati,
tanpa bisa memiliki,
lalu,
saat kau datang
mengajakku
beradu derai tawa dengan angin dan pohon
beradu alunan indah dengan air dan bebatuan,
aku tak pernah iri lagi,
karena aku bisa memeliki semua.
Wonosobo, 8 Juli 2013
Comments
Post a Comment