datang lagi,
rasa yang mencekam dalam keramaian
membuat manusia bisu.
tak mengeri caerita manis di sekitarnya
selalu begitu,
di awal minggu,
seharusnya mengalir dan memberi penyejukan,
malah terbujur
tersumbat dan mampat.
seperti yang biasa
menari dengan kaku
berkata dengan retak-retak cangkang
dan tertawa keras tanpa ada yang mau mendengarkan
akhirnya diam
mendengkur, melahap semua dalam perasaan jengah
seringkali di tegur
tapi hanya tersenyum sinis
lalu memalingkan muka tanpa menoleh lagi
auranya yang kelam melahap
tak meninggalkan apa-apa.
sekarang lihat saja,
dan pergi saja
sepertinya butuh obat penenang
atau bahkan Tuhan.
Comments
Post a Comment