aku mengintip dari balik jendela
burung gereja itu menggigil kedinginan,
setelah berusaha keras berteduh dari hjan
terbang secepat sayapnya mengepak setelah mencari makan
ia terpukur sendiri tanpa teman,
memandangi hujan yang setitik demi setitik dengan kecepatan yang sangat tinggi
iya tak mecoba menghitungnya,
tau mengikuti satu titik saja
pandangannya kosong, diserhkan pada alam.
mungkin akan sama
dengan tatapanku kosong
pada beribu liter hujan yang turun
dan kemurungan burung gereja yang belum selesai bermain
sampai terpisah oleh hujan.
alunan gemercik hujan dan sedikit keciap burung telah menjadi harmoni merdu sore ini
membawa kepada alam bawah sadar yang mengertiku
mengerti setiap filosofi
menghargai setiap kontroversi.
depok, 19 april 2012 14:32
burung gereja itu menggigil kedinginan,
setelah berusaha keras berteduh dari hjan
terbang secepat sayapnya mengepak setelah mencari makan
ia terpukur sendiri tanpa teman,
memandangi hujan yang setitik demi setitik dengan kecepatan yang sangat tinggi
iya tak mecoba menghitungnya,
tau mengikuti satu titik saja
pandangannya kosong, diserhkan pada alam.
mungkin akan sama
dengan tatapanku kosong
pada beribu liter hujan yang turun
dan kemurungan burung gereja yang belum selesai bermain
sampai terpisah oleh hujan.
alunan gemercik hujan dan sedikit keciap burung telah menjadi harmoni merdu sore ini
membawa kepada alam bawah sadar yang mengertiku
mengerti setiap filosofi
menghargai setiap kontroversi.
depok, 19 april 2012 14:32
Comments
Post a Comment