Kepak kelelawar mulai jengah,
Karena tak ada satu buah jambupun tersisa malam ini,
Dia bukan tidak kebagian,
Tapi gersang memaksa sang pohon untuk segera beranjak dari bumi ini.
Suara itu begitu sayu,
Hingga akhirnya ia bergelantungan dengan perut lapar,
dan siap menghabiskan malam.
Matanya masih tajam memandang keatas,
Dia melihat bulan,
tersenyum manis penuh kasih sayang,
tapi matanya menangkap ada yang aneh malam ini,
kenapa bulan sendiri?
kemana sang bintang yang biasanya gemerlap?
sepertinya awan juga tak begitu jail menutupinya.
Malam jadi semakin sayu,
Sepi,
tanpa gemerlapnya..
Ia tetap masih mencoba menerawang,
mencari kawan dalam kesendirian,
Ia tak tahu,
atau mungin tak mau tahu,
Kalau kawan mereka sudah mati dahulu karena gersang,
busung,
dan lapar.
ia tak akan sadar,
bahwa senyum bulan akan menjadi saksi bisu,
dalam kelamnya busung yang mengantarnya ke surga.
Karena tak ada satu buah jambupun tersisa malam ini,
Dia bukan tidak kebagian,
Tapi gersang memaksa sang pohon untuk segera beranjak dari bumi ini.
Suara itu begitu sayu,
Hingga akhirnya ia bergelantungan dengan perut lapar,
dan siap menghabiskan malam.
Matanya masih tajam memandang keatas,
Dia melihat bulan,
tersenyum manis penuh kasih sayang,
tapi matanya menangkap ada yang aneh malam ini,
kenapa bulan sendiri?
kemana sang bintang yang biasanya gemerlap?
sepertinya awan juga tak begitu jail menutupinya.
Malam jadi semakin sayu,
Sepi,
tanpa gemerlapnya..
Ia tetap masih mencoba menerawang,
mencari kawan dalam kesendirian,
Ia tak tahu,
atau mungin tak mau tahu,
Kalau kawan mereka sudah mati dahulu karena gersang,
busung,
dan lapar.
ia tak akan sadar,
bahwa senyum bulan akan menjadi saksi bisu,
dalam kelamnya busung yang mengantarnya ke surga.
aku adalah pohon yang tegak berdiri
ReplyDeletekuat diterjang angin
garang menahan hujan
petir pun tak kuasa merobohkanku
tapi aku sendiri
tumbuh di sawah
hutan jati itu mengusirku...
aku tak layak kata mereka
biarlah aku berkawan dengan burung dan tikus
toh mereka lebih menganggap aku
biarkan aku melindungi mereka
sampai petani membawa gergaji mesinnya
wuih, dalem masbro, mungkin memang tikus dan burung adalah mereka yang punya hati, daripada para pohon jati yang angkuh itu.. :)
ReplyDelete