Ku cium wangi bau tanah yang kering
dan baru saja terguyur air hujan,
setelah sekian lama tak tersentuh air.
aku termenug,
memandang pantulan cahaya-cahaya lampion
yang terpantul pada rintik hujan-Mu
setelah matahari Kau benamkan di ufuk barat
dan memberi giliran pada daerah bagian sebelah sana
untuk menerima cahayanya.
Tuhan,
sepertinya aku juga harus menyiram hatiku
yang mulai gersang,
layu,
seakan tinggal menunggu waktu untuk mati.
terlalu banyak waktu yang aku buang dan aku sita
hingga aku melupakan-Mu,
lupa untuk menancapkan keningku pada rendah tanah,
lupa untuk menciumkan bibir dan hidungku pada muka tanah,
lupa membungkuk,
lupa bersujud.
semuanya hanya ruku' buatan,
sujud buatan,
doa buatan,
tanpa pernah iklhlas bertemu dengan-Mu.
Tuhan,
Mohon terimalah sujudku,
sujud hati yang gersang butuh hujan.
dan baru saja terguyur air hujan,
setelah sekian lama tak tersentuh air.
aku termenug,
memandang pantulan cahaya-cahaya lampion
yang terpantul pada rintik hujan-Mu
setelah matahari Kau benamkan di ufuk barat
dan memberi giliran pada daerah bagian sebelah sana
untuk menerima cahayanya.
Tuhan,
sepertinya aku juga harus menyiram hatiku
yang mulai gersang,
layu,
seakan tinggal menunggu waktu untuk mati.
terlalu banyak waktu yang aku buang dan aku sita
hingga aku melupakan-Mu,
lupa untuk menancapkan keningku pada rendah tanah,
lupa untuk menciumkan bibir dan hidungku pada muka tanah,
lupa membungkuk,
lupa bersujud.
semuanya hanya ruku' buatan,
sujud buatan,
doa buatan,
tanpa pernah iklhlas bertemu dengan-Mu.
Tuhan,
Mohon terimalah sujudku,
sujud hati yang gersang butuh hujan.
Comments
Post a Comment