Aku masih bersama deru jalanan.
Terasing tanpa tujuan,
tercecer tanpa harapan.
Kemelut mulai menghakimi.
Pada badan lelah tak berperi.
Setelah aku melaju dan bercakap-cakap dengan lalu lalang udara,
walau aku tahu mereka akan terus membisu.
aku tak lagi bisa menarik sudut-sudut bibirku untuk sekedar tersenyum.
Atau menerawang pada huru hara ketertawaan badai.
Dan kini rumput mulai mengalun lirih bersama senandung irama angin.
Sembari menyibakkan rambutku,
dan membelai permukaan wajahku.
Untuk memperlihatkan kelakar alam yang masih berdamai.
Comments
Post a Comment