sekilas ku lihat kilatan terang
dari hati kecilmu, nak
benar adanya itu hal berharga
secercah sisa kebahagiaan di hidupmu.
melawan keterbatasan
membuatmu seperti batu karang,
keras dan tangguh
dalam cercaan setiap mulut
tak kau lihat lagi ayahmu
tak jua ibumu
baktimu sendiri dalam sepi
berteman dengan kaleng dan gitar mainan ini.
apa kau masih melihat asa nak?
saat asap kendaraan menutup matamu
membiarkan kamu hilang sebagai polutan
tenggelam dalam fenomena alam.
masih bisa sayup-sayup ku memandangmu
tulang keras yang dibungkus kulit legam
mata cekung dalam wajah kumalmu
bertumpu kaki keras berdaki tanpa alas,
sampai kapan kau akan bertahan nak?
menopang perut buncitmu,
menggapai khayalmu
di tengah badai metropolis ini.
kalaulah sampai masamu,
istirhatlah...
sandarkan lelah bebanmu pada Tuhanmu.
selamat berjuang,semoga bangsa ini melihatmu lagi nak :)
ReplyDeletenice poetry :)
ok,thanks bos,semoga dia masih kuat menopang mukanya..
ReplyDelete