bangsa ini tak lagi bisa menari,
melantunkan setiap irama bulir-bulir padi menguning,
pengundang senyum manis diwajah perkasa
para lelaki dan perempuan burtutupkan caping.
masih dirindu oleh setiap kecipak ikan diperahu nelayan
meronta gembira untuk nafkah siang ini,
sekali lagi,
senyum terkembang dari pria berkulit legam itu,
semuanya masih terekam manis dihati ini,
masuk melalui telinga dari mulut-mulut tak bergigi yang sangat anggun itu,
begitu menelisik hati,
dan terkembang sebagai sebuah kenangan yang tak pernah terasakan,
bengsa yang begitu dibanggakan,
gemah ripah loh jinawi
tata tentrem kerta raharja,
hanya sebuah kenangan yang terlwatkan dari tubuh layu ini.
sekarang nyata di depan kita,
senyum itu menghilang,
tinggalkan caping dan kulit legamnya saja.
ah..
betapa kontradiksinya kenangan dan kenyataan bangsa ini.
pagi ini masih terasa manis,
saat aku kembali membiarkan,
bangsa ini menari di alam khayalku.
Comments
Post a Comment