Skip to main content

ke-Bebas-an


bagai sebuah distribusi dalam ilmu statistika
aku harus memilah dengan satu hasil
tak tahu entah probabilitas apa,
tapi kesempurnaan tetap konvergen terhadap nilai satu


aku tak berusaha membunuh jiwa yang bebas ini dengan semua angka-angka
teorema-teorema
atau berbagai distribusi diskrit dan kontinyu

aku hanya merasa limit kebebasanku menuju tak hingga,
membentuk asimtot dan tak peduli grafik normal
semuanya bercerita tentang lema jika maka
atau jika dan hanya jika

aku tak mau masuk dalam teorema apit
dan terbatas antara supremum infimum
aku masih ingin mencari limitku dalam hidup
dalam tak hingga batasnya ilmu

aku tak mau juga dibantu tabel khi kuadrat ataupun tabel distribusi lainnya
aku ingin menghitung
aku ingin mencari jati diri dalam hidupku
aku ingin menghitung lingkar dunia
aku ingin mengkombinasikan peluang-peluang tantangan menjadi sebuah nilai
yang mempunyai mean dan variansi yang jelas kuketahui
tanpa kertas contekan atau salinan dari alam

inilah bilangan-bilangan imajiner yang dikuadratkan
selanjutnya dikuadratkan lagi menjadi hal-hal positive
sebagai pembangun energi sang lemah..

aku memang hanya manusia lemah
yang tergugah akan kemegahan matematika alam
dan aljabarnya kehidupan. 


Comments

  1. kholiiiqq...
    ini keren abiis!! sumpah ga boong.
    hehehhe

    ReplyDelete
  2. hahaha, terimakasih :)
    tapi ini siapa ya??hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.