Skip to main content

Renungan Satu Tahun di Matematika

Sebagai seorang mahasiswa matematika, sudah semestinya ketika harus menguasai setidaknya sedikit tentang matematika. tapi dalam kenyataannya aku lebih interest dengan isu-isu sosial, budaya, masyarakat, dan politik. mungkin hal itu tidak mengherankan, karena saya ikut berbagai organisasi kemahasiswaan dan organisasi kemasyarakatan. tapi yang jadi masalah sekarang, matematikaku terbengkalai, aku berfikir matematika hanya dengan sisa-sisa tenaga yang ada, dan hasilnya pun ya tidak usah ditanyakan lagi, ilmunya ya tinggal sisa-sisa. setelah tidak peduli dengan nilai jelek semester lalu, aku tetap ndablek  tidak pernah belajar dan tidak memperhatikan dikelas, dan semua itu memperparah keadaan tentunya, hingga akhirnya hasil semester ini keluar, dan apa yang terjadi? you know laaah.. nasakom ada di tangan,hahaha *tertawa miris..



Kejadian yang tidak singkat itu membuatku mulai berfikir, sudah setahun aku menyia-nyiakan waktuku, hm.. eh bentar, sia-sia nggak ya?? kayaknya nggak se sia-sia itu deh, soalnya dari sini aku belajar memahami kesalahanku, aku bisa merenung, terpacu semangatnya, dan termotivasi untuk lebih baik. coba hasil semesteranku bagus terus, aku nggak akan pernah punya pemikiran seperti ini. *ngeles apa bersyukur ya??hahaha.... semoga saja ini bagian dari rasa bersyukurku, amiiin :)

"kehancuran" di tahun pertama ini akan coba aku perbaiki, dimulai dari menyusun rencana semester depan, menfokuskan fikiran, rajin beribadah, banyak berusaha dan belajar, pantang menyerah, dan be a winner,hahaha.. tapi tetap tidak meninggalkan isu-isu politik,sosial, budaya, dan masyarakat. *supaya seimbang laah.. ooh iya,tidak lupa juga, merubah pola pikir, sedikit memaksakan kehendak terhadap matematika tak apa laaah,hehehe.. soalnya bener juga kata PA ku, kalau ibarat pohon aku tu cuma memepercantik dahan, tapi nggak memperhatikan batang, ya kita tahu sendiri lah, sudah barang tentu tinggal menunggu waktu untuk pohon itu tumbang,hahahaha.. *miris banget dah..

Sebagai seorang calon penyandang gelar S.Si, untungnya aku masih waras dan ingat bahwa aku ini calon saintist. jadi ya alhamdulillah sadar kalau harus ada yang dirubah dalam pola pikirku, bagimana kuliah tetap menjadi tugas pokok seorang mahasiswa,dan organisasi juga kegiatan lainnya adalah hal pokok lainnya,hahahaha. ya semester ini harus punya target, target untuk menentukan masa depan, kalau tidak mau bermimpi dan berniat,kapan akan menjadi kenyataan, tapi harus ingat juga, mimpi, tekad, dan niat tidak mungkin cukup untuk mencapai sebuah "target", kita butuh usaha dan konsistensi, kalo kata pak kiayi "ya gak cuma niat tho le, tapi juga butuh ikhtiyar dan istiqomah" nggih pak kiyai, sendiko dawuh insyaalloh... ya itu,yang sangat susah dan pasti akan banyak tantangan, konsistensi!!! tapi mulai hari ini saya yakin, saya akan tetap konsisten.(bergaya sok gagah) *makanya jangan galau mulu...

Sedikit cuek sepertinya juga agak diperlukan disini, tapi ini juga bukan berarti gak peduli. maksudnya sedikit cuek disini, tidak usah lagi memikirkan hal-hal kecil dan sepele seperti memikirkan islamnya tetangga sebelah, pandangan mereka tentang diriku, tentang keimananku yang "diragukan", ah itu mah sudah biarin aja,hahaha..
karena dari sini aku akn mulai belajar fokus!! (fokus dek!! *kata komdis waktu dulu ospek,hahahaha) tapi setelah dipikir-pikir lagi,bener juga ya kata-kata komdis dulu,kalau kita itu harus fokus, memang bener "MENGAJARKAN KEBAIKAN ITU TIDAK HANYA DENGAN SATU CARA, TAPI DENGAN BERBAGAI CARA YANG MUNGKIN KITA SENDIRI TIDAK MENYADARINYA" :) Salah satunya ya itu tadi,siapa sih yang nggak sebel sama komdis waktu ospek, tapi setelah dipikir ulang ternyata ya itu, ada kebaikan yang diajarkan,walaupun dengan cara yang tidak kita sukai. ada lagi nih, kadang ada yang mengajarkan kebaikan dengan diam, ada yang dengan tindakan, dan ada pula yang mengajarkannyadengan guyonan,hahaha, banyak lah pokoknya, sekarang tu tinggal kitanya aja nih yang mau berpositif thinking ato nggak,hahaha..

Eh, malah jadi nglantur nih ngomongnya,hahahaha... ya udahlah, intinya renungan ini semoga menjadi titik tolak untuk berubah, bukan berubah menjadi power rangger atao kamen rider, tapi berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya, dan akan aku sabet gelar S.Si di tahun yang tepat.
HIDUP MAHASISWA!!
HIDUP MATEMATIKA!!
hahahahaha...

Comments

  1. wah wah choliq.. -_-
    segera insyaf ya nak,,hehe
    semangat ya.Semester 3 harus lebih baik!!
    Aku yakin kamu sudah tau mana yang harus lebih diprioritaskan antara kuliah dan organisasi :)

    ReplyDelete
  2. ok kak,aku insyaalloh akan tahu prioritas saya dimana besok,aku sadar dengan kesalahanku :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.