Skip to main content

"Kemenangan" yang Hilang


Ramadhan hampir selesai, ketika aku masih merasakan derap-derap angin yang berhembus pelan tetapi sangat menusuk kulit ari. membuat bulu kuduk berdiri, dan tubuh berusaha mengalirkan aura kehangatan untuk melawan hembusan angin itu. Pagi ini seperti biasa jemari ini kembali menari-nari di keyboard laptop yang tak bosan-bosan menerima tekanan dari jari-jariku.

Kita semua tahu, ketika ramadhan berakhir, maka sebuah teriakan hari kemenangan menggema dimana-mana, suara petasan mengiri gelak tawa kemenangan bagi kita semua setelah sebulan menjalani puasa dan menahan hawa nafsu dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari, mengakhiri bulan yang penuh ibadah,penuh kebaikan dan penuh dengan fastabiqul khoirot. bulan dimana masjid penuh ketika malam oleh para umat yang menjalankan tarawihnya,menggemakan malam dengan tilawahnya, dan juga menyemarakkan sore dengan sedekahnya. semua menjadi ibadah, dan semangat umat menjadi kekuatan nyata dalam berlomba-lomba menuju ridhonya.

Tak hanya itu, ibu-ibu di sebagian daerah, termasuk daerahku, sudah mulai sibuk membuat kue-kue, membersihkan rumah, dan memperindah setiap ruangan,tentunya dengan bantuan para punggawa rumah tersebut, hal ini semata-mata untuk menyambut sekali lagi,hari kemenangan bagi kita semua umat islam. keberkahan bulan romadhon tidak hanya terkucur kepada umat islam saja, tapi kepada seluruh umat manusisa, bahkan alam semesta. Sebagai contoh kecil saja, ketika kita melihat ke pasar dihari-hari mendekati hari kemenangan ini, tidak hanya tokonya orang islam yang rame dan laris,  tetapi juga toko-toko saudara-saudara kita yang beragam lain juga mendapat kucuran rahmat rizki di bulan suci ini. Subhanalloh. begitu mulianya bulan ini :)

Di bulan yang sangat penuh berkah inilah ladang bagi para pencari ridho Alloh, dimana pahala dilipat gandakan dan dosa-dosa diampuni bagi yang bertaubat. Tapi asal tahu saja kawan, ketika aku menuliskan kata-kata "di bulan yang sangat penuh berkah ini" hatiku seakan menangis, semuanya tersayat oleh bayangan beberapa hari terakhir yang terbengkalai sia-sia. banyak waktu terbuang, banyak target tak terpenuhi,dan banyak kesalahan yang aku lakukan yang bisa mengurangi kesempurnaan puasaku. Sholat taubah menjadi salah satu hal yang harus ku lakukan atas sia-sianya bulan ini. ketika sudah seperti ini, masihkah aku bisa mengartikan hari itu sebagai "Hari Kemenangan"?

Rasanya sepeti tak pantas aku mendambakan dan menantinya,Hari yang di elu-elukan oleh umat islam. senadianya bisa mengulang waktu,maka aku ingin memulainya lagi, dari awal dan aku berjanji tidak akan memulainya. tapi berandai dan ucapan "seandainya" adalah ucapan orang bodoh, dan aku sadar akan hal itu, maka percuma saja aku mengucapkannya.

"Kemenangan yang hilang", kata-kata ini sepertinya pantas untuk aku ucapkan di Ramadhan tahun ini, sebagai sebuah penyesalan akan hilangnya "moment" yang berharga semahal berlian ini. sebuah introspeksi kedepan, agar tak kehilangan lagi berlian kehidupan ini tahun depan kalau masih di beri izin bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini untuk mencari kemenangan yang haqiqi. :)

"Ya Alloh Ya Robb , penguasa alam semesta, jadikan Ramadhan ini sebagai pelajaran, sebagai cambuk bagi hambaMu yang hina ini untuk lebih baik lagi ke depannya, Ya Alloh YA Ghaffar, ampunilah dosa hambamu yang pendosa ini ya Alloh, karena aku yakin, ampunanMu lebih besar dari semua dosa-dosa yang ada di muka bumi ini Ya Robb.. Ya Alloh YA 'Aziz, luluhkan kekerasan hati hambamu yang pembangkang ini Ya Alloh,berilah hidayah dan warna hati yang Engkau  Ridhoi. karena aku yakin Engkaulah pemilik hati ini.Ya Alloh,aku ini hamba yang lemah,hamba yang tak berdaya, maka berikan aku kekuatan yang bermanfaat, ilmu yang bermanfaat,dan kebijaksanaan yang membawa ke jalan RidhoMU ya Alloh. Allohummarzuqni fahmannabiyyina, wa khifdzol mursalina, wa a'inni bi 'ilmi, wa zayyini bi khilmi, wa jammilna bittaqwa, wa akrimna bisalamati wal 'afiaty birohmatika ya arkhamarrokhimiin, Rabbana atina fiddunya khasanah wafil akhiroti khasanah, waqina 'adzabannar, Rabbana taqobbalminna innaka antassami'ul 'aliim, watub'alaina innaka antattawwaburrohim. washolallohu 'ala sayyidinna muhammaddinnabiyyil ummiyi wa'ala alihi wasohbihi asallim, subhana robbika robbol 'izzati 'amma yasifuun,wasalamun 'allal mursalin,walhamdulillahirobbil 'alamiin."

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.