apa kau masih tak mendengarnya?
deru debam gejolak dalam hati kecil itu
menangis dan merintih tersiksa
oleh perihalmu disetiap langkah kaki pendosamu
air yang mengalir bersama lumpur
terihat menyiratkan dirimu terhanyut
kelam tak terterawang,
kecuali semburat senyum licikmu.
wahai fulan,
ingatlah Tuhanmu
Ia tak membutuhkanmu,
tapi kaulah yang membutuhkanNya.
nyaris kaki-kaki kotor itu menginjak garis suci itu
sampai akhirnya tergelincir menderu
di lubang yang menjijikkan,
bergenang dengan nanah dan darah,
apa itu yang kau harap?
bukan lagi ketenangan
hanya madu manis dan gelimang kemewahan
hati itu tersiksa, Fulan
dia tak mau dibohongi,
tak mau juga kosong...
deru debam gejolak dalam hati kecil itu
menangis dan merintih tersiksa
oleh perihalmu disetiap langkah kaki pendosamu
air yang mengalir bersama lumpur
terihat menyiratkan dirimu terhanyut
kelam tak terterawang,
kecuali semburat senyum licikmu.
wahai fulan,
ingatlah Tuhanmu
Ia tak membutuhkanmu,
tapi kaulah yang membutuhkanNya.
nyaris kaki-kaki kotor itu menginjak garis suci itu
sampai akhirnya tergelincir menderu
di lubang yang menjijikkan,
bergenang dengan nanah dan darah,
apa itu yang kau harap?
bukan lagi ketenangan
hanya madu manis dan gelimang kemewahan
hati itu tersiksa, Fulan
dia tak mau dibohongi,
tak mau juga kosong...