Skip to main content

Selamat Ulang Tahun

 sumber gambar : https://scout1986.files.wordpress.com/2010/01/jasmine480.jpg?w=480

Untuk kesekian kalinya. kau berulang tahun, untuk kesekian kalinya juga aku tak melihat wajahmu saat mengucapkannya. Dari saat kau berumur 16 tahun dulu sampai sekarang usiamu yang ke-23 aku hanya bisa mengucapkan dalam pesan singkat dan doa yang singkat pula.

Mungkin bagimu, ulang tahun bukan hal spesial, seperti saat ini, kau tak pernah menunggu ucapan dari siapapun atau kejutan dari siapapun, aku tahu itu. Yang ku tahu, kau tak begitu menikmati momen-momen seremonial seperti ini. Kau lebih suka menikmati doa-doa yang terpanjat untukmu di momen-momen ini, tapi tetap dengan tidak berharap lebih.

Selamat Ulang Tahun, sekali lagi tak akan ada kado seperti sebuah kado yang dulu telat aku berikan saat akhirnya aku memilih untuk jauh. Waktu itu, 5 tahun yang lalu, aku sedang dalam pengharapan yang lebih untuk menunggumu. Kini, tulisan seperti inilah yang hanya bisa ku berikan untuk tetap mengenangmu. Orang yang pernah mengajariku tentang kedalaman hati, yang mengajariku tentang keluasan sabar, yang mengajari tentang cara berdiri sendiri, yang mengajariku untuk terus berbuat sesuai kata hati.

Namlatus Shagira itu mungkin tak lagi duduk-duduk manis di pinggir sungai dan bercakap dengan bayangan dirinya sendiri lagi, karena mungkin dia sudah punya wajah lain untuk diajak bercakap dan kau ingat tentang kado yang kau berikan di siang itu? walau bukan di hari ulang tahunku? ya, kado manis yang kau bungkus lagi waktu itu, mungkin sekarang sudah kau berikan kepada orang lain. Maaf bukan aku angkuh tak mau menerimanya, bukan aku tak mau, ah sudahlah, tak perlu dibahas lebih jauh. Kau tahu apa yang ada dalam hatiku saat menolak membuka kado yang selalu ku idamkan selama bertahun-tahun itu.

Esok, di saat akhirnya kita bertemu lagi, aku harap aku bisa menyalamimu dan mengucapkan selamat ulang tahun beserta doanya yang pasti ku ucapkan dengan malu-malu. Seperti dulu saat sekali kita bertemu.

Depok, 24 Juni 2015

Comments

Popular posts from this blog

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah...

Ini rencana gue JULI 2013!!

Hari ini semua berjalan tidak sesuai rencana, serba tidak jelas, tapi entah kenapa sore tadi waktu kuliah matprog kepikiran lagi rencana untuk  backpacker keliling lombok, akhirnya gue memutuskan untuk mencoba menseriuskan rencana itu, mulai dari menyusun apa saja yang diperlukan untuk backpacker, seperti rute perjalanan, estimasi biaya perjalanan minimum (maklum mahasiswa :p ), tempat-tempat yang akan dikunjungi, estimasi waktu perjalanan, dan menentukan kapan waktu untuk menjalankan rencana ini. Dan akhirnya sehabis kuliah gue langsung pulang dan mulai buka laptop untuk browsing untuk mencai tahu informasi tentang Lombok. Akhirnya setelah sekitar 3 jam lebih gue browsing, gue berhasil merumuskan rencana dan seua estimasi dengan berpedoman dari para backpacker yang sudah lebih dahulu menjajah Lombok.   Oke, ini dia hasil dari rencana yang aku buat. ΓΌ   Perjalanan menuju Lombok (biaya dan kendaraannya) Kalo berangkat dari jakarta : o    Jakarta-Yog...

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.