Masih senja jakarta,
Yang jingganya terpantul kemana mana,
Seperti seribu mata dewa yang menempel di kaca gedung gedung perkasa
Masih senja jakarta,
Dimana para pekerja pulang ke peraduannya
Membawa keringat dan lelahnya
Mungkin ada sedikit cerita
Yang kalau anak muda
Pasti habis di coffe shop atau tempat makan cepat saji
Masih senja jakarta,
Saat angkutan umum penuh sesak dengan dera dera lelah
Muka muka kuyu dan rindu sepertinya.
Yang berbeda disetiap tanggalnya.
Masih senja jakarta
Lampu lampu kendaraan mulai membentuk warna merah putih
Berderet deret,
Dengan sedikit hiasan suara suara klakson ketidaksabaran.
Masih senja jakarta,
Pedagang pedagang kaki lima berjejer dipinggir jalan
Bersanding dengan kaum peminta minta
Yang kadang membuat anaknya yang tak tau apa apa sebagai pengiba.
Masih senja jakarta,
Saat rumah rumah Tuhan yang megah
Mulai melantunkan ayat ayat merdu dari kaset,
Dan menunggu jamaah,
Yang sebenarnya selalu sama,
Kakek kakek sekitar, imam, dan muadzin.
Masih senja jakarta.
Yang menyimpan segenap rindu,
Harapan,
Dan pengorbanan
untuk mereka yang menunggu dirumah.
Jakarta, 5 juni 2015.