Sebagai seorang anak muda, idelaisme akan selalu menjadi landasan utama untuk bergerak. Memang yang dikatakan Tan Malaka bahwa harta yang paling berharga dari seorang pemuda adalah idealisme itu sebuah kalimat yang menurutku pas. Dalam balutan idealisme yang membara itu, sekarang otak dan hatiku seperti sedang berkelahi habis habisan. Banyak sekali hal yang bertentangan dalam diriku. Keinginan untuk membangun tanah kelahiran, keinginan untuk mengabdi pada bangsa, keinginan untuk mencoba masuk dan memperbaiki sistem birokrasi selalu membuncah. Akan tetapi keinginan untuk bisa membahagiakan orang-orang disekitarnya, hidup berkecukupan dan mengurus kesenangan diri sendiri tak kalah jago dalam membuat hingar bingar didalam kepala.
Pernah sesekali untuk mendamaikan keduanya. membuat mencari kebutuhan dan kecukupan hidup dengan idealisme. tapi variabel kendala yang dihadapi sangat banyak. entah birokrasi yang sudah terkenal kolotnya, entah kondisi lingkungan yang tidak mendukung, sampai kepada urusan perut perut yang kelaparan.
Aku sadar bahwa apa yang aku alami ini seperti kata kebanyakan orang, bahwa aku sedang berada di persimpangan. Berada pada titik dimana aku harus memilih jalan yang berbeda. Aku sering berfikir, kenapa aku tidak membabat jalan tengah aja ya? tapi beberapa detik berikutnya berfikir ulang, parang darimana? ah, mungkin ini yang disebut galau ya? entah apapun itu, yang pasti, banyak sekali yang berkeliaran di dalam kepala ini, dan melalui buku ini, aku berharap bisa menuangkan segalanya.
Depok, 16 April 2014
Pernah sesekali untuk mendamaikan keduanya. membuat mencari kebutuhan dan kecukupan hidup dengan idealisme. tapi variabel kendala yang dihadapi sangat banyak. entah birokrasi yang sudah terkenal kolotnya, entah kondisi lingkungan yang tidak mendukung, sampai kepada urusan perut perut yang kelaparan.
Aku sadar bahwa apa yang aku alami ini seperti kata kebanyakan orang, bahwa aku sedang berada di persimpangan. Berada pada titik dimana aku harus memilih jalan yang berbeda. Aku sering berfikir, kenapa aku tidak membabat jalan tengah aja ya? tapi beberapa detik berikutnya berfikir ulang, parang darimana? ah, mungkin ini yang disebut galau ya? entah apapun itu, yang pasti, banyak sekali yang berkeliaran di dalam kepala ini, dan melalui buku ini, aku berharap bisa menuangkan segalanya.
Depok, 16 April 2014