Sahabat bagi sebagian orang
adalah harta karun paling berharga dan bagi sebagian orang adalah hal mustahil
yang pernah ada. Hanya sebuah kepercayaan yang membawa kita kepada
persahabatan. Karena tanpa rasa percaya bahwa sahabat itu ada, kita tak pernah
bisa mengejarnya. Sahabat bagiku bukan hanya tentang harta karun, sahabat,
bagiku juga bukan hanya sekedar impian. Sahabat adalah alasan. Alasan untuk
bercerita, alasan untuk menulis, alasan untuk bernyanyi, alasan untuk travelling, alasan untuk tertawa, alasan
untuk menangis, alasan untuk berbagi, alasan untuk menjadi hebat, alasan untuk
bermimpi, alasan untuk berani, alasan untuk mengambil keputusan, alasan untuk
hidup, alasan untuk bertahan, dan alasan untuk melakukan semua hal.
Saat aku sudah tak bisa percaya
pada siapapun, maka sahabat adalah orang yang benar benar bisa diandalkan untuk
berbagi segala keluh kesah dan rahasia, karena hanya kepada mereka kadang
sampai tak perlu cerita, mereka sudah tahu apa yng harus mereka lakukan untuk
kita. Kesadaran akan hidup yang terus berjalan, waktu yang dengan sangat angkuh
berjalan dengan pasti walau perlahan tapi dengan ritme yang sama dan tak mau
menengok kebelakang untuk sekedar menunggu saat aku menalikan sepatu selalu
membuat kita berubah, entah berubah dalam arti luas, maupun berubah dalam waktu
sempit. Sekalipun kita tak akan pernah bisa mengulang keceriaan di masa lalu. Yang
kita hanya bisa lakukan adalah membuat kecerian kecerian dimasa yang akan datang.
Jadi jangan pernah kita berharap bahwa setiap kondisi akan sama seperti dulu.
Kebersamaan adalah lambing dari
persahabatan, itu menurutku, karena tanpa kebersamaan, setiap rencana adalah
wacana, dan setiap kebahagian adalah cerita manis yang hanya bisa dikenang. Aku
selalu sadar akan hal itu, maka aku mencoba membuat sebuah mimpi yang selalu
mengikut sertakan mereka dalam setiap jengkal. Lalu saat mereka pergi dengan
kesibukannya? Ya itu tantangan yang memang harus kita hadapi. Apakah mereka
masih pantas disebut sahabat? Ya itu tinggal bagaimana persepsi kita.
Tak pernah mudah untuk
mendapatkan seorang sahabat. Tak pernah mudah juga untuk mempertahankannya,
apalagi jika kita hidup dengan dunia kita yang berbeda beda. Tinggal menunggu
waktu saja, bagaimana kesibukan sehari-hari merenggut kebersamaan yang kita
miliki bersama. Akhirnya yang tertinggal hanya cerita cerita manis yang akan
menjadi kenangan. Semua canda tawa, semua isak tangis, semua kegilaan, semua
kebodohan, dan semua yang kita lakukan bersama adalah sebuah kenangan manis
yang tak pernah bisa kita lupakan. Tak perlu dipungkiri, karena kehilangan
adalah jodoh dari mendapatkan. Klarena kepergian adalah jodoh dari kedatangan. Bukankah
Tuhan telah menjelaskan tentang jodoh pada kita? Bahwa semua yang tercipta
diantara langit dan bumi ini selalu berpasangan? Bukankah Tuhan telah berfirman
bahwa tiada kekekalan kecuali Dzat-Nya yang maha kekal? Jadi untuk apa kau
bersedih untuk sebuah perpisahan atau kehilangan?
Kesejatian manusia adalah
kesenidirian, Adam diciptakan sendiri, kita terlahir sendiri, kita mati pun
juga sendiri. Kebersamaan hanyalah bonus yang sangat indah saat kita beranjak
dari kesendirian untuk menunggu kesendirian yang lain. Lalu apakah sahabat
masih merupakan alasan? Ya, bagiku sahabat tetap menajadi alasan. Alasan untuk
mengenang dan alasan untuk memahami lebih jauh tentang kesendirian.
Depok, 21 April 2015
keplok keplok ah
ReplyDelete