jika pada "teman bersyarat" aku sudah tidak bisa mengharapkan apa-apa lagi, maka tinggallah aku memilih untuk tetap disini sendiri atau pergi ketempat para "teman sejati" berada..
tapi, sebelum aku memilih antara dua pilihan itu, mungkinm aku ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini telah mengganjal dalam hatiku yang bagai sebongkah batu keras ini.
pada "teman bersyarat"ku, jika memang sudah tidak ada yang kau bisa ambil, minta, keruk, dan eksploitasi dari diriku, ya sudah pergi saja tidak apa-apa, nanti datang lagi saat aku punya banyak amunisi lagi, insyaallah pintu ini masih terbuka lebar dan semoga aku tetap tak berubah fikiran..
dan pada "teman Sejatiku", aku selalu rindu pada kebersamaan yang kau berikan, pada kehangatan yang kau ciptakan, dan pada gelak tawa yang kau nyanyikan dengan merdu, aku harap kau tak pernah bosan jika aku selalu datang dengan segenap keluh kesah, mengganggu waktumu, dan membuatmu tak tidur tepat waktu. insyaallah suatu saat aku akan datang membawa buah tangan dan buah fikiran yang antik untuk membayar semua kebaikanmu..
maafkan aku jika hanya menjadi "teman bersyarat"mu wahai "teman sejati"ku, aku akan berusaha untuk melakukan apa yang kamu lakukan, walau tak sehebat engkau melakukannya padaku, tapi paling tidak aku berusaha untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu lakukan, atau bahkan lebih jika aku bisa. Ya, aku akan berusaha..
dan maaf pada "teman bersyarat"ku, karena aku tak mempunyai apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu, mungkin kau perlu mencari orang lain yang mempunyai apa yang kau butuhkan.
semoga malam ini adalah malam yang indah untuk kalian semua, malam dimana kalian bisa melihat bintang dan bulan yang tak peduli mana "teman sejati" dan mana "teman bersyarat".
Depok, 1 Oktober 2013
tapi, sebelum aku memilih antara dua pilihan itu, mungkinm aku ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini telah mengganjal dalam hatiku yang bagai sebongkah batu keras ini.
pada "teman bersyarat"ku, jika memang sudah tidak ada yang kau bisa ambil, minta, keruk, dan eksploitasi dari diriku, ya sudah pergi saja tidak apa-apa, nanti datang lagi saat aku punya banyak amunisi lagi, insyaallah pintu ini masih terbuka lebar dan semoga aku tetap tak berubah fikiran..
dan pada "teman Sejatiku", aku selalu rindu pada kebersamaan yang kau berikan, pada kehangatan yang kau ciptakan, dan pada gelak tawa yang kau nyanyikan dengan merdu, aku harap kau tak pernah bosan jika aku selalu datang dengan segenap keluh kesah, mengganggu waktumu, dan membuatmu tak tidur tepat waktu. insyaallah suatu saat aku akan datang membawa buah tangan dan buah fikiran yang antik untuk membayar semua kebaikanmu..
maafkan aku jika hanya menjadi "teman bersyarat"mu wahai "teman sejati"ku, aku akan berusaha untuk melakukan apa yang kamu lakukan, walau tak sehebat engkau melakukannya padaku, tapi paling tidak aku berusaha untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang kamu lakukan, atau bahkan lebih jika aku bisa. Ya, aku akan berusaha..
dan maaf pada "teman bersyarat"ku, karena aku tak mempunyai apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu, mungkin kau perlu mencari orang lain yang mempunyai apa yang kau butuhkan.
semoga malam ini adalah malam yang indah untuk kalian semua, malam dimana kalian bisa melihat bintang dan bulan yang tak peduli mana "teman sejati" dan mana "teman bersyarat".
Depok, 1 Oktober 2013
Comments
Post a Comment