Aku kangen kamu,
kangennya itu banyak banget,
seperti banyakanya buliran pasir yang kau injak sekarang dipadang arafah sana,
tak ada orang yang tau jumlahnya
atau mau menghitungnya,
aku kangen kamu,
kangennya itu seperti garis sejajar,
yang sampai kapanpun dan sampai manapun diperpanjang
tak akan ada yang nemu titik temunya,
aku kangen kamu,
kangennya itu kadang juga seperti garis berimpit,
yang nggak terlihat mana garis satu, mana garis dua
bener bener rekat sekali
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak banyaknya bilangan real antara nol sampai satu,
bisa sih kadang dihitung,
tapi nggak akan selesai,
aku kangen kamu,
kanggnnya itu kayak senyummu yang tak pernah habis
memberi keramahan pada sekeliling,
dengan lekik pipi yang manis,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak jubah putih yang sekarang kamu gunakan, ,
menutup seluruh tubuhmu,
lalu keindahannya cuma kamu yang tahu,
aku kangen kamu,
kangennya itu warnanya itu seperti slayer orange
yang kau pakai saat berangkat subuh-subuh itu,
warnanya menyala
dan selalu melilit di lehermu sebagai penanda..
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak udara,
bisa dirasakan,
tapi nggak bisa dilihat..
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak hawa dingin wonosobo
yang sering kita rasakan bareng,
selalu membawa kebersamaan
dan saling membutuhkan,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak debat kusir tentang ayam
nggak pernah selesai,
sampai ada yang ngalah antara hati dan realita
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak mau ujian belum belajar
rasanya deg-degan
nggak karuan panas dingin,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak orkestra,
suaranya beda-beda,
tapi enak didengar oleh telinga
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak kopi tanpa gula
pahit,
tapi bener bener buat mata melek,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak melihat ka'bah yang sedang kau nikmati sekarang,
ada rasa haru,
ada rasa seneng
ada rasa berdosa
ada rasa bersyukur
ada rasa minder
ada rasa takjub
ada rasa sedih,
dan rasa-rasa yang lain yang dapat dirasa oleh para perasa.
intinya,
aku kangen kamu!
titik!
depok, 27 September 2013
kangennya itu banyak banget,
seperti banyakanya buliran pasir yang kau injak sekarang dipadang arafah sana,
tak ada orang yang tau jumlahnya
atau mau menghitungnya,
aku kangen kamu,
kangennya itu seperti garis sejajar,
yang sampai kapanpun dan sampai manapun diperpanjang
tak akan ada yang nemu titik temunya,
aku kangen kamu,
kangennya itu kadang juga seperti garis berimpit,
yang nggak terlihat mana garis satu, mana garis dua
bener bener rekat sekali
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak banyaknya bilangan real antara nol sampai satu,
bisa sih kadang dihitung,
tapi nggak akan selesai,
aku kangen kamu,
kanggnnya itu kayak senyummu yang tak pernah habis
memberi keramahan pada sekeliling,
dengan lekik pipi yang manis,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak jubah putih yang sekarang kamu gunakan, ,
menutup seluruh tubuhmu,
lalu keindahannya cuma kamu yang tahu,
aku kangen kamu,
kangennya itu warnanya itu seperti slayer orange
yang kau pakai saat berangkat subuh-subuh itu,
warnanya menyala
dan selalu melilit di lehermu sebagai penanda..
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak udara,
bisa dirasakan,
tapi nggak bisa dilihat..
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak hawa dingin wonosobo
yang sering kita rasakan bareng,
selalu membawa kebersamaan
dan saling membutuhkan,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak debat kusir tentang ayam
nggak pernah selesai,
sampai ada yang ngalah antara hati dan realita
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak mau ujian belum belajar
rasanya deg-degan
nggak karuan panas dingin,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak orkestra,
suaranya beda-beda,
tapi enak didengar oleh telinga
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak kopi tanpa gula
pahit,
tapi bener bener buat mata melek,
aku kangen kamu,
kangennya itu kayak melihat ka'bah yang sedang kau nikmati sekarang,
ada rasa haru,
ada rasa seneng
ada rasa berdosa
ada rasa bersyukur
ada rasa minder
ada rasa takjub
ada rasa sedih,
dan rasa-rasa yang lain yang dapat dirasa oleh para perasa.
intinya,
aku kangen kamu!
titik!
depok, 27 September 2013
Comments
Post a Comment