Skip to main content

balada lebah madu


telah bermil-mil jarak yang aku leewati
menerawang jauh kepedan mencari madu sang melati,
tak sedikitwaktu yang aku buang,
tak sebentar aku menunggu hari ini..





akulah sang lebah yang rapuh,
dan punya keinginan besar mendapatkan madu melati
tapi pecuma, dan asa itu melayang
terbang,, entah akan bisa didapat lagi atau tidak,,

sampai aku seperti lebah yang lain,
hinggap pada bunga-bunga yang berayun memanggilku
dengan cumbu rayu yang benar-benar menenangkan hati
untuk sesaat...

dan lagi melati sudah tampak lagi
seperti oase setelah madu-madu bunga itu takmanis lagi
lalu aku berjalan lagi
sampai berlari kalau dibilang.

setelah itu dia kembali menutup kelopak madunya,
ia simpan rapat-rapat.
hingga aku tahu memang aku tak pantas untuk membawa madunya.

akupun berpaling,
sang lebah mencari dahlia,
hingge ketika berjalan
dahlia ungu yang dulu sempat ingin ku hinggapi dan ku bawa madunya datang.
datang dengan ketentraman hatinya dan membuka kelopak madunya
meneteskan dengan penuh peduli,
membiarkan lebah malang ini menikmatinya..

hingga hari yang seharusnya indah ini
sang melati yang sudah mulai terlupakan datang,
dengan membuka kelopak madu yang pernah membuatku gila
sampai berjalan bermil-mil dalam rangkai waktu bertahun-tahun
tapi sekarang tak lagi membuatku gila,
tapi hanya bingung dan sesal,
ingin rasanya aku menyengat apapun,dan aku mati

kesabaran yang hilang,
menunggu yang tanpa harap,
semuanya lenyap,
hari ini, ya hari ini..
setelah bertahun-tahun aku mengharapkannya
dan dia datang di waktu sang dahlia mekar,
mekar dengan indahnya.

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.