"Ada hati yang terlalu dalam untuk pernah dilukai,Tetiba, setiap kata meluncur begitu saja ketika aku memandang langit yang malam ini cerah dengan cahaya bulan menerangi biru kehitaman dibantu oleh cahaya gemerintik bintang. aku memandang pada setiap iringan awan yang berjalan pelan. Akhir-akhir ini Rindu yang tak pernah bisa berdamai dengan Waktu kembali menantang perang, banyak sekali amunisi yang telah ia siapkan untuk melawan waktu dan masa depan. Aku hanya menunggu kapan perang itu meletus, yang aku rasa sekarang, dibawah perang dingin Rindu dan Waktu, aku mengalami krisis rasa yang sangat dalam. Sepertinya Rindu mulai bergerilya memasuki kota hati yang sudah lama penjaganya lengah. Mereka sudah menguasi batas-batas kota dan beberapa rumah kecil di pinggir sungai.
hingga kedip bintang dan siluet awan malam hanya menemani termenung.
Ada ragu untuk memulai kembali,
Hingga simpai keramat yang tertinggal hampir layu dipermainkan angin.
Ada rasa yang tak terhapus pada memori,
Hingga bujuk rayu tak membuatnya melangkah barang sejengkal.
Manusia tak pernah tahu bagaimana hati diajari merasa untuk memulai menanan bibit bunga.
Aku yang sedang berdamai dengan malam,
Dititipi salam oleh gemerlap bintang."
Bala tentara rindu dengan semua senjata yang terpasang, membuat markas besar waktu mulai kelaakan dengan keangkuhannya selama ini. para pahlawan mungkin sekarang sedang tidur nyenyak dan tidak akan menyadari bahwa akan datang masa dimana mereka tak akan pernah bisa tidur dengan nyenyak lagi bersama keluarga mereka.
Begitu gemuruh rasa dalam dadaku saat imajinasi itu muncul semua dalam kota hatiku, pertikaian pertikaian kecil pemancing perang sudah seperti genderang perang yang ditabuhkan mengiringi tarian pembuka perang. aku sedikit demi sedikit meraba lagi perasaan dalam hatiku, mencoba berkomunikasi dengan rindu dan waktu.
Aku tak mengerti apakah aku harus membiarkan perang itu terjadi atau bertindak sekali lagi menjadi juru damai, walau ganjarannya damaiku diambil sepanjang hayat. Aku melihat rindu tak sedang bercanda seperti biasanya. Saat ini adalah pembuktian kata-katanya 3 tahun yang lalu, saat dia berjanji akan berperang mati-matian dengan waktu. dan saat ini, masa yang dijanjikan akan segera tiba.
Dalam diam, akhirnya aku memutuskan untuk melihat dan menikmati perang. Mungkin memang ini akhir dari cerita damai gencatan senjata mereka. Epilog yang tak terduga untuk sebiah prolog baru yang mungkin singkat, atau mungkin akan berkepanjangan. Bagaimanapun perang ini dan apapun yang terjadi, aku sudah menyampaikan salam dari langit malam yang juga menonton perang yang akan kau kobarkan, Rindu.
Comments
Post a Comment