Skip to main content

Taman Bunga

hari ini aku tersadar, sudah banyak sekali bunga yang aku tanam di taman samping rumah, aku yang memang suka enghias taman ini dengan bunga,selalu tertarik untuk terus menambah jenis bunga yang berbeda-beda untuk aku tanam dan aku manjakan dengan perhatian setiap waktu. mereka aku sirami, mereka aku rawat dan tak lupa juga aku beri pupuk. ketika mereka semua mekar, maka berbunga-bunga pulalah hatiku. tapi kadang saat mereka mulai layu aku merasa sangat sedih, karena aku akan kehilanga dia sebenetar lagi, walaupun diujung sana, ada lagi bunga yang mekar dengan indahnya.
salah satu hal yang baru aku sadari sebagai seorang pecinta bunga, bahwa hidup harus terus berjalan. umur bunga yang mekar itu sebentar. dan sekali lagi aku harus belajar keikhlasan. merawat bunga menjadi kegiatanku setelah aku mulai jenuh merawat diriku sendiri. aku merawat mereka untuk bisa aku lihat mekarnya yang indah dan menawan. aku nikmati mereka sambil menyambut sore yang menyingsing. aah, bayangan yang sangat indah.
bunga adalah cita-cita yang akhirnya menjadi jalan hidup, aku sedang menunggu saat dimana semua bunga itu mekar secara bersaaman. lama dan tak layu, aku menunggu semua bunga itu memiliki kekuatan dan ketahanan seperti anggrek dan edelweis. sehingga mereka tetap menemaniku hingga sore yang sebenarnya menjemputku.
aku tak pernah membeda-bedakan bunga yang aku tanam, semua berusaha aku sirami dan aku rawat. kalau saja dia tak ku sirami, itu pasti karena aku lupa. maafkan aku.
wahai bungaku. tunggu aku mencarikan pupuk yang membuatmu bisa sekuat edelwieis dan menjadi keabadian. biarkan aku yang meninggalkanmu dan mengejar senja, bukan kau yang meninggalkanku lagi.

Depok, 11 Juni 2013

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.