akhir-akhir ini aku cemburu pada burung yang bernyanyi riang walau dia hanya didahan sendiri, dan kadang bila ada temannya, kicaunya pasti bersambut dengan kicau yang tak kalah merdunya. aku sering membayangkan bila kehidupanku sebebas burung dan seakrab mereka, pasti aku tidak akan betah untuk terus menutup diri dikamar seperti ini. atau menyendiri sditengah hiruk pikuk.
dulu, aku pernah cemburu pada ulat yang bisa diam dan sangat tenang, tak pernah mengeluh dan terus tekun berusaha membuat kepompong untuk bermetamorfosis, aku waktu itu cemburu kepadanya karena keadaanku yang sangat sibuk hingga lupa pada diri sendiri, aku sangat cemburu dengan keuletan dan fokus si ulat yang terus menerus tanpa lelah mengerjakan apa yang jadi tugasnya.
pernah juga aku cemburu pada kuda yang gagah tapi tetap mau melayani tuannya, ia yang gagah perkasa dan bisa lari dengan kencang serta kuat itu tetap rendah hati dan memilih untuk mengabdi menarik kusir atau ditunggangi oleh tuannya. ia menyerahkan semua yang ia miliki demi kenyamanan tuannya. mereka jarang mengeluh, hanya kadang sedingkit meringkik. padahal seharusnya dia bisa bebas dan bisa mengalahkan tuannya kalau dia mau.
lalu aku juga cemburu pada semut yang selalu berkoloni dan saling membantu dalam bekerja mencari penghidupan, keramahan dalam bertegur sapa ketika berteemu, rasa saling mengasihi dan menolong yang mereka miliki sangat membuatku cemburu. apalagi sifat percaya dirinya walaupun dia tahu dia lebih kecil dari sebagian besar makhluk lainnya yang kasat mata.
dan pasti semua orang pernah cemburu dengan lebah, kesetiaannya dan cara mereka mengorbankan segalanya demi sang ratu. kepatuhan yang tak tertandingi dan kerja keras yang sampai menghasilkan obat yang mujarab bagi manusia dengan rasa manis.
ah, masih banyak cemburuku pada semua ciptaan Tuhan yang "katanya" lebih rendah derajatnya daripada manusia itu. mereka lillah dalam melakukan segala yang menjadi tugasnya, tanpa pamrih dan hanya sekedar lakukan saja.
Depok, 10 Februari 2014
dulu, aku pernah cemburu pada ulat yang bisa diam dan sangat tenang, tak pernah mengeluh dan terus tekun berusaha membuat kepompong untuk bermetamorfosis, aku waktu itu cemburu kepadanya karena keadaanku yang sangat sibuk hingga lupa pada diri sendiri, aku sangat cemburu dengan keuletan dan fokus si ulat yang terus menerus tanpa lelah mengerjakan apa yang jadi tugasnya.
pernah juga aku cemburu pada kuda yang gagah tapi tetap mau melayani tuannya, ia yang gagah perkasa dan bisa lari dengan kencang serta kuat itu tetap rendah hati dan memilih untuk mengabdi menarik kusir atau ditunggangi oleh tuannya. ia menyerahkan semua yang ia miliki demi kenyamanan tuannya. mereka jarang mengeluh, hanya kadang sedingkit meringkik. padahal seharusnya dia bisa bebas dan bisa mengalahkan tuannya kalau dia mau.
lalu aku juga cemburu pada semut yang selalu berkoloni dan saling membantu dalam bekerja mencari penghidupan, keramahan dalam bertegur sapa ketika berteemu, rasa saling mengasihi dan menolong yang mereka miliki sangat membuatku cemburu. apalagi sifat percaya dirinya walaupun dia tahu dia lebih kecil dari sebagian besar makhluk lainnya yang kasat mata.
dan pasti semua orang pernah cemburu dengan lebah, kesetiaannya dan cara mereka mengorbankan segalanya demi sang ratu. kepatuhan yang tak tertandingi dan kerja keras yang sampai menghasilkan obat yang mujarab bagi manusia dengan rasa manis.
ah, masih banyak cemburuku pada semua ciptaan Tuhan yang "katanya" lebih rendah derajatnya daripada manusia itu. mereka lillah dalam melakukan segala yang menjadi tugasnya, tanpa pamrih dan hanya sekedar lakukan saja.
Depok, 10 Februari 2014
Comments
Post a Comment