Skip to main content

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun.

Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah saya ambil, saya membuka pada halaman pertama kitab yang besar tapi tipis dan kertasnya berwarna kuning itu, dengan arab gundul dan tulisan "sah-sahan" makna setiap kata dalam kitab itu oleh tulisan tanganku yang subhanallah amburadulnya, hehehe. Setelah lama saya pandangi, saya mulai membaca fatihah yang saya hadiahkan untuk Mushanif kita tersebut dan para Guru-Guruku. lalu saya mulai membacanya dari awal :
"Bismillahi ngawiti ngaji sapa ingsun kelawan nyebut asmane gusti Allah, sifate Allah arrahmani, dzat kang welas asih ing dalem donya lan akhirat, sifate Allah arrahimi dzat kang welas asih ing dalem akhirat blaka tertemtu marang sekabehane wong mukmin" begitulah saya coba membacanya seperti waktu harus setoran sorogan pada Romo Kyai dulu. Belum beranjak dari memaknai bismillah saya berhenti dan mencoba mengingat-ingat kembali makna bismillah yang diterangkan Romo Kyai waktu pertama kali dulu saya mondok. saya tertarik dengan dengan perbedaan makna Arrahman dan Arrahim yang notabenya sama-sama mempunyai makna kasih sayang tapi kenapa tidak satu saja, ada Arrahma, dan Arrahim. waktu itu romo kyai menerangkan dengan gamblang tentang perbedaan kasih sayang yang dimaksud dari kedua sifat Allah tersebut. yang saya tangkap dari keterangan Romo Kyai itu kurang lebihnya sebagai berikut :

"Allah itu bersifat Arrahman yang artinya mengasihi makhluknya didunia maupun di akhirat, yaitu tidak membeda-bedakan mana yang kafir, mana yang munafik, mana yang muslim, mana yang mu'min, mana yang muhsin, mana yang baik mana yang jahat, mana yang sok baik, mana yang manusia, mana yang setan, mana yang hewan, dan semuanya pokoknya. Tidak membedakan disini dimaksudkan dalam hal kasih sayangnya, Allah mengasihi semuanya tanpa terkecuali. Buktinya, maling masih dikasih kesempatan mencuri, penjahat masih dikasih kesempatan makan, semunafik atau sekafir apapun orang masih dikasih kesempatan untuk bertaubat, masih dikasih kesempatan menikmati dunia, masih dikasih kesempatan merasakan nikmatnya menghirup udara, memakan makanan, dan malah tidak jarang yang dikasih rizki yang melimpah, dan yang paling nyata dari bukti bahwa Allah mengasihi semua makhkluknya adalah dengan kenyataan bahwa Iblis yang paling dilaknat-Nya saja masih dikabulkan permintaannya untuk hidup sampai hari kiamat, padahal jika Allah menghedaki, iblis sudah dimusnahkan dari dulu. betapa Maha pengasihnya Tuhan kita ini, yang dilaknat saja tetap masih diberi kesempatan dan dikabulkan permintaannya, apalagi hamba yang taat kepada-Nya. Nah kalau sifat kasih sayang Allah yang satunya, yaitu Arrahim, itu adalah sifat kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya yang taat kepada-Nya waktu diakhirat nanti, yaitu berupa Nikmat yang tak ada tandingannnya untuk balasan ketaatan sang hamba tersebut kepada-Nya dan keringanan hukuman karena sifat kasih sayang-Nya, jadi itu yang menjadi perbedaan dari dua sifat yang sama-sama mempunyai makna Maha Welas Asih (Maha Kasih Sayang) ini. Wallahua'lam. "

Lalu setelah sedikit merenung dengan makna bismillah tersebut, tiba-tiba saya seperti menemukan contoh yang sangat nyata dari sifat Arrahmannya Allah tersebut dalam kehidupanku sekarang ini. Coba kalau Allah itu Mumatu lilkhawadist ( sama dengan makhuk-Nya) otomatis pasti Allah akan sangat marah kepada para makhluk-Nya yang menjual nama-Nya untuk kepentingan pribadi atau golongan, lha wong kita aja kalau mau jualan pake nama seseorang atau suatu produk harus bayar royalti kan? Tapi untungnya Allah itu tidak matre dan Dia itu mukhalafatu lil khawadist ( berbeda dengan makhluk-Nya), Dia mempunyai sifat-sifat agung yang tak terhingga, termasuk sifat kasih sayang-Nya itu. Jadi orang-orang atau oknum-oknum itu tidak "dimarahi" atau dikenakan royalti ketika jualan dengan nama-Nya yang agung, tapi sayangnya beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab (menurut saya) menjual nama-Nya tidak untuk kebaikan, melainkan untuk merusak, untuk menutupi tindakan dhalim, untuk mencari pendukung, untuk jalan korupsi, dan lain sebagainya, menurut saya itu seperti meremehkan dan menghina sifat Kasih Sayang Allah yang begitu besar. Tapi Wallahua'lam, semua kebenaran hanya milik Allah, itu cuma analisa saya, entah apa yang sebenarnya direncanakan Allah saya juga tidak tahu dan saya tidak mau sok tahu, siapa tahu malah ternyata saya yang salah, jadi sekali lagi saya tekankan, tulisan ini hanyalah pendapat saya, kebenaran hanya di dan milik Allah semata. Wallahua'lam.

Intinya, dalam tulisan ini saya ingin mengungkapkan betapa pemurahnya Allah kepada kita semua, dan masih pantaskah kita untuk terus mengeluh serta menggunakan Asma dan Kebesaran Allah untuk kepentingan pribadi kita? Marilah bersama-sama merenungi kembali makna kehambaan kita ini dan nikmat mana dari Tuhan kita yang mau kita dustakan lagi? dan jika kita sedang mengeluh mari kita tanyakan kembali pada diri kita, "Kurang menyayangi dan mengasihi yang bagaimana lagi Allah terhadap kita?"

Sadaqallahul'adzim,
Masyaallah, betapa dalam makna satu kata saja dalam bismillah, dan saya malah membiarkan kitab itu berdebu dan tergeltak begitu saja menjadi pajangan, Ya Allah, bukalah pintu hatiku untuk terus bersemangat dan punya kemauan untuk menimba ilmu-Mu, jangan pernah kau tutup hati ini dari-Mu, bukalah pintu Rahmat-Mu untuk hamba-Mu yang miskin ini, bukalah pintu tobat-Mu untuk hamba yang munafik ini, kekuatan hanya milikmu Ya Allah, Laa khaulaa wa laa kuwwata illi billahil'alayyil'adzim.. Aamiin.

Depok, 03 Februari 2013 

Comments

Popular posts from this blog

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.