Tuhan,
malam semakin pekat tak berbintang.
aku tak lagi merapal dzikir untuk-Mu dengan bibirku
aku membeku bukan karena angin-Mu
aku terpaku karena keagungan-Mu
Tuhanku,
Engkau memang berbeda dalam kasih
mencintai hamba-Mu dengan cobaan dan nikmat yang datang silih berganti
aku ingin selalu bersandar pada Dzat keagungan-Mu
daripada aku bersandar pada tiang-tiang rapuh makhluk-Mu
yang ingkar dan bekelakar seakan dia yang paling benar.
Tuhan,
Malam semakin menggigit dengan keharuan.
Aku tertegu dalam bisu,
mencoba lagi merapal asma-Mu yang berwibawa
tapi tak bisa,
diam dalam semua bahasa
Tuhanku yang Maha Bijaksana,
bijaksanakanlah hatiku,
kuatkanlah ia dalam menghadapi ujian-Mu
ujian kegersangan yang melanda sepi dalam tiap malamku
Tuhan,
setelah mulut ini beku,
Maka berikan kekuatan pada jiwaku untuk merapal Asma-Mu
malam semakin pekat tak berbintang.
aku tak lagi merapal dzikir untuk-Mu dengan bibirku
aku membeku bukan karena angin-Mu
aku terpaku karena keagungan-Mu
Tuhanku,
Engkau memang berbeda dalam kasih
mencintai hamba-Mu dengan cobaan dan nikmat yang datang silih berganti
aku ingin selalu bersandar pada Dzat keagungan-Mu
daripada aku bersandar pada tiang-tiang rapuh makhluk-Mu
yang ingkar dan bekelakar seakan dia yang paling benar.
Tuhan,
Malam semakin menggigit dengan keharuan.
Aku tertegu dalam bisu,
mencoba lagi merapal asma-Mu yang berwibawa
tapi tak bisa,
diam dalam semua bahasa
Tuhanku yang Maha Bijaksana,
bijaksanakanlah hatiku,
kuatkanlah ia dalam menghadapi ujian-Mu
ujian kegersangan yang melanda sepi dalam tiap malamku
Tuhan,
setelah mulut ini beku,
Maka berikan kekuatan pada jiwaku untuk merapal Asma-Mu
Comments
Post a Comment