Skip to main content

Jalan

Ada Sedikit rasa yang kembali menusuk,
saat aku sedikit gontai dan menahan badan supaya tak rubuh ini
berjalan dan mencari sandaran.
jalan yang belurus dan menanjak
ingin ku buat berliku dan datar saja
supaya aku tak kehabisan nafas dan terengah engah
tapi,
apa iya?
kalau ku buat jalan itu datar dan berliku,
aku siap menjalaninya
akan lebih panjang sampai di ujung
akan lebih banyak hal yang tak terduga dan tak terlihat di depan

Ah, dasar manusia
tak pernah mau barang sedikit bersujud syukur
dengan apa yang sudah diterima
terduga dan tanpa terduga.

ceirta cinta Tuhan selalu saja mendebarkan.
drama akan rindu dari manusia yang tak kunjung datang,
membuat Tuhan mungkin sedang menunggu
kapan hambanya ini kembali berserah diri pada-Nya.

Tuhan mungkin tak pernah kaget,
Jika makhluk-makhluk-Nya lupa untuk mencintinya,
kok sampe mencinta,
datang saja waktu ada yang diminta.

Aku lanjut berjalan,
dengan gontai tak terperi
kembali dari lamunan sumpah serapah para manusia
dan sadar,
bahwa aku juga manusia
yang sering lupa caranya bersujud dan menengadahkan tangan saat suka
serta datang meronta-ronta saat duka.

Oh Tuhan yang membuat jalan yang sedang ku lalui,
biarkan saja jalannya seperti ini
tapi tolong kuatkan saja badanku ini
untuk terus berjalan menuju ridho-Mu
yang entah,
disebelah mana bersemayam.

Jakarta, 22-02-2017

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.