pada setiap hati yang merenung,
tersampaikan sebilah rasa yang tiba-tiba menyayat
seperti angin,
yang mengiris kelembutan daun pisang.
aku berdiri di tengah pematang sawah yang sedari lama aku tinggalkan,
aku melihat canda dan tawa yang mengaum dari sapi sapi pembajak sawah
aku mendengar bisik bisik rerumputan yang mencari senja
serta aku mendengar erangan ranting-ranting pohon yang mulai mengering.
aku berdiri,
seperti saat aku menjaga air ditemani temaram
bersama ayah yang mengajariku bersabar
dan cerita api terbang yang melegenda
kau tahu yang aku dapat,
wahai hati yang sedang merenung?
kau adalah sepi yang tersenyum,
kau adalah ramai yang menangis
kau adalah lalu lalang yang bingung,
kau adalah hiruk pikuk yang terpingkal pingkal
wahai hati yang termenung,
coba lepaskan sedikit belenggu egomu,
longgarkan ikat pinggang banggamu
lalu buka penutup telinga yang dari ngujub itu,
serta tak lupa basuh mukamu dengan air tawadlu di sebelah pematang itu
dengarkan simfoni bagus dari gemericik air,
lihatlah tarian megah dari dedaunan,
dan rasakan angin yang membelai tubuhmu dengan nyaman.
kau akan tahu,
bahwa termenung,
adalah harta yang tertinggal di pematang sawah
seperti bertahun-tahun lalu.
tersampaikan sebilah rasa yang tiba-tiba menyayat
seperti angin,
yang mengiris kelembutan daun pisang.
aku berdiri di tengah pematang sawah yang sedari lama aku tinggalkan,
aku melihat canda dan tawa yang mengaum dari sapi sapi pembajak sawah
aku mendengar bisik bisik rerumputan yang mencari senja
serta aku mendengar erangan ranting-ranting pohon yang mulai mengering.
aku berdiri,
seperti saat aku menjaga air ditemani temaram
bersama ayah yang mengajariku bersabar
dan cerita api terbang yang melegenda
kau tahu yang aku dapat,
wahai hati yang sedang merenung?
kau adalah sepi yang tersenyum,
kau adalah ramai yang menangis
kau adalah lalu lalang yang bingung,
kau adalah hiruk pikuk yang terpingkal pingkal
wahai hati yang termenung,
coba lepaskan sedikit belenggu egomu,
longgarkan ikat pinggang banggamu
lalu buka penutup telinga yang dari ngujub itu,
serta tak lupa basuh mukamu dengan air tawadlu di sebelah pematang itu
dengarkan simfoni bagus dari gemericik air,
lihatlah tarian megah dari dedaunan,
dan rasakan angin yang membelai tubuhmu dengan nyaman.
kau akan tahu,
bahwa termenung,
adalah harta yang tertinggal di pematang sawah
seperti bertahun-tahun lalu.
Comments
Post a Comment