Skip to main content

Sayang, dengarkan dulu

sayang,
aku ingin mengatakan sesuatu padamu,
kini yang aku punya bukanlah mas intan berlian
yang bisa menghiasimu,
yang aku punya hanya seonggok kerikil kotor,
yang mengotori perhiasanmu

sayang,
kini yang aku punya bukanlah makanan enak
yang membuatmu lahap
yang aku punya hanya seonggok kotoran
yang membuatmu jijik,

sayang,
kini yang aku punya bukanlah kuda gagah
yang bisa membuatmu bisa pergi kemana-mana dengan enak
yang aku punya hanya seekor anjing kudisan
yang kaupun tak mau melihatnya,
apalagi menyemtuhnya

sayang,
kau boleh pergi kemana kau suka.
kau boleh pergi dengan siapaun yang kau suka,
kau tak perlu tinggal disini
menikmati semua yang kotor dan menjijikkan ini.
karena aku tak seperti dulu.

tapi sayang, dengarkan dulu.
jangan kau langsung menutup telinga seperti itu
jangan kau mudah menangis seperti itu
jangan kau lipat tanganmu seperti itu
jangan palingkan mukamu seperti itu
jangan kau memunggungiku seperti itu,
sini,
tatap mataku,
lihat aku,
jangan kau langsung pergi seperti itu,
aku hanya ingin mengucapkan,
hati-hati dalam perjalananmu tanpaku,
aku harap saat kau pergi
jangan lupakan mas intan berlian itu,
buatlah itu sebagai perhiasan hidupmu
jangan kau lupakan makanan enak itu
buatlah itu jadi bekal perjalananmu,
jangan kau lupakan kuda gagah itu,
jadikanlah itu sebagai tungganganmu.
yang perlu dilupakan adalah aku
yang sekarang kotor dan menjijikkan.

Depok, 6 desember 2014

Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Ketua Angkatan Namanya

Jika kau pernah kuliah atau sekarang sedang kuliah, pasti kau tahu jabatan yang diberi nama “ketua angkatan” ini. memang sih jabatan ini tak setenar ketua BEM, Ketua DPM, atau Ketua lembaga lainnya. Jabatan ini hanya jabatan kultural yang tugas dan wewenangnya tidak tertulis dimanapun, tidak di AD/ART, Preambul, atau undang-undang IKM. akan tetapi jabatan ini akan sangat penting ketika sebuah angkatan mengadakan acara yang tidak punya panitia, atau ketika ada permasalahan yang terjadi. Jabatan yang tidak punya tugas dan wewenang secara tertulis ini menurut saya hanya sebatas abdi, kawulo yang bertugas melayani orang-orang diangkatannya. namanya juga jabatan kultural, ya nggak pernahlah disuruh ngasih sambutan atau tanda tangan seperti ketua lembaga. Tapi jika kita menengok tugas yang di emban oleh mereka yang tidak tertulis itu sangat berat (bagi yang mau mikir). Ya nggak berat gimana, ketua angkatan bertanggung jawab atas angkatannya, jika ada tugas angkatan dia, jika ada permasalah

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.