Skip to main content

Layaknya Alam

Aku bercerita pada alam pagi ini,
bahwa aku memiliki kasih sayang seperti yang ia punyai,
yang mengambang dan menari indah ditiap hari,

kasih itu mengalir bagai air,
kadang deras,
kadang hanya menetes,
tapi ia memberikan kesegaran pada dahaga kehidupan,

Sayang itu seperti angin,
ia tak pernah terlihat,
tapi selalu mampu dirasa dan memberikan kesejukan,

cinta yang ku punya seperti api,
ia menyala untuk memberi kehangatan,
mendamaikan dikala dingin menerpa,

hati yang aku punya seperti salju abadi,
memberikan kelembutan,
serta rasa tentram yang menenangkan,

tapi,
tiba-tiba alam membisikkan sesuatu padaku,
ia berkata,
kadang air bisa menjadi bah dan menenggelamkan sesamamu,
kadang angin bisa mengamuk dan menghancurkan segala yang kau rasa perlu,
kadang api bisa membakar benda-benda yang kau kagumi,
dan kadang salju bisa meleleh dan hilang begitu saja.

aku terdiam,
tak ada lagi yang kubanggakan,
ya,
hanya diam..


Comments

Popular posts from this blog

Betapa Welasnya Gusti Allah

Akhir-akhir ini saya merasa muak melihat twitter dan facebook yang kebanyakan membicarakan kasus korupsi yang disebut fitnah lah, konspirasi lah, ketahuan belangnya lah, dal lain sebagainya, banyak sekali pro kontra yang terjadi, Terlapas dari saya yang memang nggak suka sama sekali terhadap partai-partai politik yang sok suci  dan membela rakyat tapi akhir-akhirnya "ngadali" rakyat juga, yang sangat saya sayangkan adalah akhir-akhir ini semakin marak agama diperjualbelikan dan semakin marak nama Tuhan dijadikan alat jualan supaya dagangannya laku keras. Tapi dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang brengseknya beberapa oknum yang jualan atas nama Agama dan Tuhan, tapi saya ingin lebih membahas betapa pemurahnya Tuhan terhadap makhluk-Nya yang paling brengsek dan paling keji sekalipun. Ide tulisan ini saya dapat ketika saya kembali membaca kitab ta'limul muta'alim yang sudah berdebu diatas lemari karena sok sibuknya saya sampai malas membacanya. setelah s

Tuhan, akulah sang pendosa

Tuhan, dalam ku termenung, aku melihat cahaya tertutup mendung. Terbingkai kabut, dan terlihat tarian rintik hujan membasahi bumiMu yang kerontang.

Plot Favorit

“Aku mencintaimu dari sisi yang tak semua orang tahu. Aku menyayangimu dari arah yang tak satu mata anginpun tahu. Aku, yang hidup untuk mencari, Membuat rindu selalu mewarnai. Dari dekapan kilau air yang memantulkan senja.” Sepertinya hujan sengaja datang untuk membantu meredakan patah hati Ena yang hari ini menjadi hari pertama datang bulan setelah telat 6 hari. Patah hati yang datang dari pengharapan kita untuk memiliki buah hati yang sudah kita dambakan walau baru 3 bulan kita menikah. Ya, Ena adalah wanita yang sudah ku pilih untuk menjadi destinasi cinta kasih seumur hidupku. Tujuan dari janji suci yang kuucap di hadapan makhluk bumi dan langit. Aku masih ingat, saat sekitar 3 tahun lalu aku pertama kali melihatnya dan aku tak mampu mengungkapkan atau berkata sepatah kata pun padanya, hanya dalam hati aku bergumam. “Sepertinya akan menarik jika aku bisa hidup bersamanya”. Rasa yang mulai timbul itu tak membuatku tergesa gesa. Bukan karena aku tak mampu mengungkapkanny